KOMPAS.com - Staf Khusus Presiden Aminuddin Ma'ruf menyatakan siap mendampingi santriwati korban pemerkosaan oknum guru di pesantren Bandung.
Hal itu Aminuddin kepada Kompas.com via sambungan pesan WhatsApp, Kamis (9/12/2021).
Pria yang akrab disapa Amin ini mengatakan, pemerkosaan 12 santri di Bandung merupakan bentuk kekerasan seksual yang telah merendahkan kemanusiaan.
"Tidak boleh ditolerir. Perilaku tak beradab. Sama sekali tidak mencerminkan adab guru," kata Amin yang merupakan mantan ketua umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) ini, Kamis.
Menurut Amin, Polri sudah menjalankan tugas untuk keadilan. Ia berharap para korban juga diberi kekuatan untuk bertahan.
"Polri sudah menjalankan tugas untuk keadilan. Tak ada harapan lain selain adik-adik diberi kekuatan dan kemampuan untuk bertahan," kata Amin.
"Saya pribadi siap memberikan pendampingan psikolog untuk korban," kata Stafsus Milenial ini.
Sebelumnya, HW, guru yang juga pimpinan yayasan pesantren di Bandung tega memperkosa 12 santriwati yang merupakan anak didiknya.
Sebagian korban sudah melahirkan anak, dan sisanya sedang hamil.
Pelaksana tugas (Plt) Asisten Pidana Umum (Aspidum) Kejati Jawa Barat, Riyono mengatakan, bayi yang sudah dilahirkan para korban ini sebanyak 9 orang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.