Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Otot Juga Ternyata Punya Memori Lho, Ini Penjelasannya

KOMPAS.com - Bagaimana ceritanya otot punya memori? Eits. Faktanya yang menyimpan memori masih tugas otak kita.

Istilah memori otot adalah salah satu penggambaran bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan segala keajaiban tubuhnya.

Merujuk dari dictionary.cambridge.org, memori otot atau muscle memory adalah kemampuan untuk menggerakan bagian tubuh tanpa memikirkannya, dipelajari dengan mengulangi gerakan tersebut berkali-kali. Pernah mengalaminya atau bisa sebut satu contoh dari memori otot? 

Ya, seperti saat mengetik. Seiring kita melakukannya, kita akan terbiasa menekan tuts keyboard secara tepat. Tanpa perlu banyak berpikir letak alfabet, jari kita sudah otomatis membawa ke tujuan pikiran kita. 

Bisa sebutkan lagi?

Ada banyak hal menarik ketika saya mencoba menelusuri lebih jauh soal memori otot ini. Hal yang mungkin menjadi kelegaan saya.

Kelegaan karena ternyata tidak ada sia-sia pernah melakukan gerakan berulang-ulang. Bahwa gerakan motorik yang terus dilatih akan terakumulasi menjadi memori otot dan disimpan di otak.

Adanya memori otot juga akan membuat kita lebih mudah melakukan kembali sesuatu yang pernah kita lakukan meskipun sudah lama tidak dilakukan atau ada jeda.

Misalkan saja pada bidang olahraga. Seseorang yang sudah pernah belajar berenang tidak akan mengalami kesulitan untuk berenang kembali walaupun sudah lama ia tidak melakukannya. Berbeda dengan orang yang belum pernah belajar sama sekali. Semakin lama tidak dilakukan, tidak akan ada perubahan atau tetap tidak bisa.

Bagaimana ya kondisi otot jika lama tidak digunakan, apakah kita akan kehilangannya?

Tubuh kita tersusun dari banyak otot. Salah satu karakteristik otot adalah memiliki kemampuan elastisitas yaitu melakukan gerakan peregangan dan rapatan, kembali ke semula. Hal inilah yang membuat otot yang diberi beban atau dilatih dengan berolahraga akan berpengaruh pada massa otot yang bertambah (adanya hipertrofi). 

Berita baiknya, sebuah temuan menunjukkan bahwa meski terjadinya atrofi otot (penurunan massa otot, kebalikan dari hipertrofi), seseorang yang di masa lalunya suka berolahraga akan lebih mudah untuk mengembalikan massa ototnya daripada yang tidak pernah melakukan sama sekali. Jadi tidak benar-benar seutuhnya akan hilang.

Tidak hanya olahraga, dalam bidang musik adanya memori otot juga turut menjadi salah satu kemampuan yang menjadikan seseorang pemusik menjadi professional.

Seperti pemain piano. Dengan latihan rutin dan berkualitas, seseorang akan menjadi pianis yang andal. Pianis yang tidak perlu lagi menghafal melodi dan kunci karena jari-jari sudah otomatis menari-nari di atas tuts piano. 

Adanya memori otot akan membantu kita dalam memainkan berbagai alat musik lainnya. Hari ini saya sedang belajar bermain kalimba. Alat musik yang disebut piano jempol. Istilah memori otot juga saya dapatkan ketika sedang belajar alat musik tersebut.

Sejauh ini memang belum banyak yang bisa saya mainkan. Walau jika dilihat permainannya sederhana, namun ternyata cukup sulit dibagian menghafal angka-angka atau tabs. Awalnya sering lupa, tapi sering melakukannya saya merasa ibu jari bisa menuntun sendiri. Sedikit demi sedikit sepertinya memori otot sedang dibangun.

Banyak hal yang melibatkan memori otot. Bahkan sejak kita belajar berjalan. Sudah hafal cara berjalan, bukan? Tidak ada yang terlambat untuk melatih ototmu. Selagi ada waktu dan mau, yuk kita isi memori otot dengan sesuatu yang bermanfaat. Kira-kira apa yang ingin kamu jadikan memori ototmu nih?

https://www.kompas.com/wiken/read/2022/06/12/093035281/otot-juga-ternyata-punya-memori-lho-ini-penjelasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke