Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penyebab dan Jenis Buta Warna Parsial yang Perlu Diketahui

KOMPAS.com - Penyebab dan jenis buta warna parsial perlu diketahui, terutama oleh masyarakat yang hendak melamar ke instansi seperti Polri dan lainnya yang meminta para pelamarnya bebas dari buta warna.

Kondisi buta warna parsial jarang dialami oleh banyak orang, sehingga perlu melakukan pengecekan secara khusus dengan bantuan dokter. Selain itu, buta warna parsial lebih rentan dialami oleh pria daripada perempuan.

Dilansir dari situs resmi Ciputra Hospital melalui KOMPAS.com, buta warna parsial atau buta warna sebagian adalah ketidakmampuan mata dalam membedakan corak warna.

Buta warna parsial bukan berarti tidak bisa melihat warna sama sekali, melainkan hanya terbatas pada warna-warna tertentu, misalnya merah-hijau atau biru-kuning.

Penyebab buta warna parsial

Adapun beberapa penyebab buta warna parsial antara lain gen keturunan, penyakit, atau cedera yang dialami mata.

Dilansir dari WebMD melalui KOMPAS.com, cedera mata yang mengakibatkan seseorang mengalami buta warna parsial, yakni:

  • Kerusakan fisik atau kimia pada mata
  • Kerusakan saraf optik
  • Kerusakan pada bagian otak yang memproses informasi warna
  • Katarak atau kekeruhan pada lensa mata
  • Usia

Jenis buta warna parsial

Sementara itu, penderita buta warna biasanya tidak dapat melihat warna merah-hijau atau biru-kuning. Hal itu akibat hilang atau rusaknya satu atau lebih kerucut dalam retina mata.

Buta warna merah-hijau

Jenis buta warna paling umum adalah trikromasi anomali atau merah-hijau. Jenis buta warna merah-hijau terbagi menjadi empat jenis, yaitu:

1. Protanopia (red-blind), buta warna akibat tidak memiliki kerucut merah. Hal ini membuat seseorang susah membedakan warna merah.

2. Protanomali (merah-lemah), buta warna dengan masih adanya kerucut merah, tetapi hanya bisa melihat beberapa jenis warna merah tertentu.

3. Deuteranopia (green-blind), buta warna akibat seseorang tidak memiliki kerucut hijau. Hal ini membuat seseorang sulit membedakan warna hijau dengan warna lainnya.

4. Deuteranomali (hijau-lemah), buta warna dengan masih adanya kerucut hijau, tetapi hanya bisa melihat beberapa nuansa atau warna hijau tertentu.

Di sisi lain, seseorang dengan buta warna merah-hijau hanya akan melihat dunia sebagai hijau keruh dengan sedikit warna biru dan kuning.

Akibatnya, warna cokelat, oranye, merah serta warna pucat akan susah ditangkap dan dibedakan.

Buta warna biru-kuning

Buta warna biru-kuning jarang terjadi, namun bagi yang mengalaminya akan sangat sulit untuk membedakan warna biru, hijau, kuning, serta merah.

Jenis buta warna biru-kuning terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Tritanopia (blue-blind), buta warna akibat seseorang tidak memiliki kerucut biru. Hal ini membuat seseorang sulit menangkap dan membedakan warna biru.

2. Tritanomali (biru-lemah), buta warna dengan masih adanya kerucut biru, tetapi hanya bisa melihat beberapa nuansa atau warna biru tertentu.

Cara menguji buta warna parsial

Tes buta warna parsial dapat dilakukan dengan beberapa metode. Metode tersebut dapat dilakukan dengan bantuan dokter spesialis mata.

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Selasa (31/5/2022), berikut ini tes buta warna yang umum digunakan:

Tes Ishihara

Tes ishihara digunakan untuk mengecek penderita buta warna merah-hijau. Bentuk tes ini berupa kartu dengan titik-titik yang memiliki warna dan ukuran berbeda-beda.

Beberapa dari titik-titik tersebut membentuk satu atau dua digit angka. Seseorang dengan mata yang normal akan dapat melihat angka tersebut, sedangkan seseorang dengan buta warna tidak dapat melihatnya.

Cambridge Color Test

Tes ini sangat mirip dengan tes ishihara, bedanya adalah tes ini menggunakan layar komputer. Seseorang akan diminta untuk mencari huruf “C” yang warnanya berbeda dari background warna aslinya.

Huruf ini muncul secara acak dan seseorang perlu menekan salah satu tombol dari empat tombol yang disediakan jika melihat huruf tersebut.

Anomaloscope

Pada tes ini, seseorang akan melihat melalui kaca dan sebuah lingkaran. Setengah lingkaran berwarna kuning dan setengah lagi berwarna merah-hijau.

Orang tersebut perlu untuk menyamakan kedua potongan warna menjadi satu dengan kecerahan yang sama. Tes ini digunakan untuk mengecek buta warna merah-hijau.

Farnsworth-Munsell 100 Hue Test

Tes ini menggunakan balok-balok dengan gradasi warna yang berbeda. Orang tersebut hanya perlu menyusun warna balok dengan gradasi warna yang tepat.

Metode ini digunakan untuk beberapa perusahaan yang memerlukan ketelitian dalam penggunaan warna.

Apakah buta warna parsial bisa disembuhkan?

Sejauh ini, obat untuk buta warna parsial yang diturunkan belum ditemukan. Akan tetapi, jika masalah tersebut berasal dari cedera mata, penggunaan kacamata khusus atau kontak lensa dapat membantu meningkatkan penglihatan.

Selain itu, banyak hal yang dapat dilakukan oleh orang buta warna parsial untuk menyesuaikan penglihatannya, misalnya dengan memberi label pada pakaian warna, mengingat urutan warna lampu lalu lintas, dan lainnya.

Meski begitu, perlu waktu, kesabaran, dan latihan agar seseorang yang mengalami buta warna parsial mampu beradaptasi dengan penglihatannya.

(Penulis: Retia Kartika Dewi | Editor: Rizal Setyo Nugroho)

Sumber: KOMPAS.com

https://www.kompas.com/wiken/read/2022/06/04/063000881/penyebab-dan-jenis-buta-warna-parsial-yang-perlu-diketahui

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke