Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dampak Terlalu Sering Rebahan, Pengaruhi Otak hingga Kesehatan Jantung

KOMPAS.com - Orang yang suka diam di satu tempat dalam waktu yang lama hingga berjam-jam sering disebut "kaum rebahan".

Bagi mereka yang suka rebahan, mereka akan mencari posisi nyaman untuk beraktivitas sembari rileks.

Kondisi ini banyak terjadi pada zaman sekarang, mulai dari sekolah, bekerja, dan hobi yang bisa dilakukan dari tempat yang nyaman seperti kamar.

Hal ini juga didukung dengan semakin canggihnya teknologi. Namun jika dibiarkan terlalu lama, kenyamanan ini dapat menimbulkan dampak buruk bagi gaya hidup sehari-hari.

Walaupun terdengar sepele, gaya hidup menetap di satu tempat, atau yang biasa disebut gaya hidup sedentari, dapat menimbulkan beberapa efek buruk bagi otak dan kesehatan.

Rebahan bisa mempengaruhi neuron otak

Menurut American Addiction Center Resource, penelitian di Wayne State University School of Medicine yang diterbitkan dalam Journal of Comparative Neurology menggambarkan apa yang terjadi di otak ketika mereka menghabiskan waktu mereka secara aktif dan tidak aktif.

Yang perlu diketahui tentang otak kita adalah otak terdiri dari neuron, yang terkadang disebut sebagai sel saraf.

Otak memiliki kapasitas untuk menghasilkan neuron baru hingga usia tua dan memiliki kemampuan untuk mengubah dan memperbaiki neuron yang rusak seperti yang terganggu oleh penggunaan alkohol kronis (tidak, alkohol tidak benar-benar membunuh sel-sel otak).

Tetapi, bagaimanapun aktivitas atau ketidakaktifan memengaruhi neuron masih menjadi misteri.

Dalam studi di atas, para peneliti memfokuskan pada bagian otak yang disebut medula ventrolateral rostral, yang mengontrol sistem saraf simpatik.

Mereka mempelajari bagian otak yang memengaruhi aktivitas pembuluh darah, tekanan darah, dan risiko terkait penyakit jantung.

Gambaran otak manusia menunjukkan bahwa, seperti otak tikus, kita juga memiliki bagian otak ini dan fungsinya sama.

Terdapat dua kelompok tikus yang diberi perlakuan yang berbeda. Kelompok pertama dilengkapi roda latihan di kandang, sedangkan kelompok kedua tanpa roda latihan.

Otak tikus yang aktif terlihat sama seperti sebelum penelitian, berfungsi dengan baik. Akan tetapi, neuron dari tikus yang tidak banyak bergerak telah menumbuhkan banyak cabang tambahan.

Meski terdengar seperti suatu kelebihan, cabang neuron yang tidak perlu di bagian otak ini menciptakan sistem saraf simpatik yang terlalu aktif, yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan masalah terkait yang menyebabkan penyakit jantung.

Better Health menyatakan beberapa dampak buruk lain dari gaya hidup sedentari:

  • Otot kaki dan bokong menjadi lemah dan mengecil
  • Pencernaan tidak efisien dan lemak dalam tubuh bertambah
  • Otot fleksor pinggul memendek dan dapat menyebabkan masalah sendi pinggul
  • Masalah punggung, terutama jika terus-menerus duduk dengan postur yang buruk
  • Risiko kecemasan dan depresi lebih tinggi
  • Risiko kanker, termasuk kanker rahim, paru-paru, dan usus besar
  • Penyakit jantung
  • Diabetes
  • Varises
  • Trombosis vena dalam
  • Leher dan bahu kaku.

(Sumber: Kompas.com Penulis Giovani Cornelia | Editor Resa Eka Ayu Sartika)

https://www.kompas.com/wiken/read/2022/05/14/151900781/dampak-terlalu-sering-rebahan-pengaruhi-otak-hingga-kesehatan-jantung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke