Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Kompas.com - 25/04/2024, 12:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial X diramaikan dengan besaran biaya kuliah atau uang kuliah tunggal (UKT) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah yang mencapai belasan-puluhan juta.

Bahkan, tanda pagar (tagar) #TurunkanUKTUnsoed sempat menduduki trending topic X pada Rabu (24/4/2024) malam.

Menurut akun @convomfs, Rabu, Unsoed menetapkan UKT sebesar Rp 25.000.000 bagi mahasiswa yang berkuliah di program studi (prodi) S-1 Farmasi.

Nominal tersebut, menurut warganet, lebih tinggi dari UKT Farmasi di Institut Teknologi Bandung (ITB) sebesar Rp 13.500.000 dan Universitas Padjadjaran (Unpad) sebesar Rp 18.000.000.

"Anak bangsa kita makin sulit kalau kuliah," twit warganet.

Dalam unggahan lain, warganet melalui akun @beauberry, Rabu, juga menunjukkan tangkapan layar tagihan UKT prodi S-1 Agroteknologi di Unsoed yang mencapai Rp 13.500.000.

Ia menyebut Unsoed sebagai PTN dengan UKT termurah hanyalah "dongeng" karena biaya kuliah yang kini tergolong tinggi.

Baca juga: Muncul Keterangan Cadangan di Seleksi Mandiri Unsoed 2023, Apa Artinya?

Penjelasan Unsoed

Juru bicara (Jubir) Unsoed Mite Setiansah buka suara soal unggahan di X yang menampilkan besaran UKT di kampus ini mencapai belasan-puluhan juta.

Ia menyampaikan bahwa Unsoed melakukan penyesuaian UKT pada 2024. Sebelumnya, UKT Unsoed sebelumnya ditetapkan berdasarkan perhitungan Biaya Kuliah Tunggal (BKT) 2011.

"Jika mahasiswa Unsoed merasa keberatan dengan nominal UKT yang ditetapkan, kampus memiliki mekanisme pengajuan keringanan, baik soal besaran maupun mekanisme pembayaran," jelas, Mite, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (24/4/2024).

Mite menyampaikan, hal tersebut diatur dalam Peraturan Rektor Unsoed Nomor 6 Tahun 2024 tentang Biaya Pendidikan Mahasiswa.

Berdasarkan Pasal 2 ayat (2) peraturan tersebut, kriteria kelompok UKT Unsoed ditetapkan berdasarkan income perkapita yang dihitung dari penghasilan orangtua dalam ribuan Rupiah dibagi jumlah anggota keluarga yang belum bekerja.

Sementara pada ayat (3) disebutkan bahwa kriteria kelompok UKT Unsoed selain berdasarkan penghasilan orangtua juga mempertimbangkan kebutuhan pengembangan prodi.

Kemudian, pada Pasal 6 ayat (1), Rektor Unsoed dapat memberikan pengurangan pembayaran UKT bagi mahasiswa yang memenuhi syarat, seperti paling rendah semester 9 pada program sarjana dan memiliki sisa mata kuliah yang belum ditempuh paling banyak 6 SKS.

Syarat lainnya adalah paling rendah semester 7 pada program diploma tiga dan memiliki sisa mata kuliah yang belum ditempuh paling banyak 6 SKS.

"Pengurangan pembayaran UKT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan paling banyak 50 persen dari besaran UKT," bunyi Pasal 6 ayat (4).

Unsoed juga dapat melakukan peninjauan kembali UKT sebagaimana diatur dalam Pasal 9.

Peninjauan UKT diberlakukan bagi mahasiswa yang mengalami perubahan ekonomi atau ketidaksesuaian data dengan fakta soal ekonomi orangtua mahasiswa atau pihak yang membiayai.

Baca juga: Warganet Keluhkan Kenaikan Uang Pangkal untuk Mahasiswa Jalur Mandiri di Unsoed, Ini Kata Wakil Rektor

UKT Unsoed terbaru berlaku bagi mahasiswa baru

Mite menjelaskan bahwa Unsoed telah menetapkan daftar UKT terbaru yang diatur dalam Peraturan Rektor Unsoed Nomor 6 Tahun 2024.

Daftar UKT tersebut, lanjut Mite, berlaku bagi mahasiswa baru angkatan 2024/2025 dan sesudahnya.

Mahasiswa Unsoed lama masih menggunakan daftar UKT sebelum Peraturan Rektor Unsoed Nomor 6 Tahun 2024 diterbitkan.

UKT bagi mahasiswa angkatan 2023/2024 diatur dalam Peraturan Rektor Unsoed Nomor 15 Tahun 2023.

"Mahasiswa lama (UKT) tetap," kata Mite.

Lebih lanjut, Mite menyampaikan bahwa pihaknya sedang menyiapkan pernyataan resmi terkait besaran UKT Unsoed yang ramai diperbincangkan warganet beberapa hari terakhir.

Baca juga: Daya Tampung UGM, ITS, UNY, dan Unsoed 2024, Berikut Link-nya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Soroti Kasus Viral Ibu dan Anak Baju Biru di Tangsel, KPAI: Memori Buruk Dapat Melekat pada Korban

Soroti Kasus Viral Ibu dan Anak Baju Biru di Tangsel, KPAI: Memori Buruk Dapat Melekat pada Korban

Tren
Ramai soal Tren Pernikahan Tanpa Rasa Cinta dan Hasrat Seksual di Jepang, Apa Itu?

Ramai soal Tren Pernikahan Tanpa Rasa Cinta dan Hasrat Seksual di Jepang, Apa Itu?

Tren
Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Irak, Bakal Duel di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Irak, Bakal Duel di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Tren
Kronologi Bupati Halmahera Utara Ancam Demonstran Pakai Parang, Berujung Dilaporkan ke Polisi

Kronologi Bupati Halmahera Utara Ancam Demonstran Pakai Parang, Berujung Dilaporkan ke Polisi

Tren
Bukan Mewakili Jumlah Anggota, Ini Makna 12 Bintang Emas yang Ada di Bendera Uni Eropa

Bukan Mewakili Jumlah Anggota, Ini Makna 12 Bintang Emas yang Ada di Bendera Uni Eropa

Tren
Pendaftaran PPDB SD Surabaya 2024 Jalur Zonasi Kelurahan Dibuka, Klik Sd.ppdbsurabaya.net/pendaftaran

Pendaftaran PPDB SD Surabaya 2024 Jalur Zonasi Kelurahan Dibuka, Klik Sd.ppdbsurabaya.net/pendaftaran

Tren
Mengenal Robot Gaban 'Segede Gaban', Sebesar Apa Bentuknya?

Mengenal Robot Gaban "Segede Gaban", Sebesar Apa Bentuknya?

Tren
Motif Ibu di Tangsel Rekam Video Cabuli Anak Sendiri, Mengaku Diancam dan Dijanjikan Rp 15 Juta

Motif Ibu di Tangsel Rekam Video Cabuli Anak Sendiri, Mengaku Diancam dan Dijanjikan Rp 15 Juta

Tren
Perang Balon Berlanjut, Pembelot Korea Utara Ancam Kirim 5.000 USB Berisi Drama Korea Selatan

Perang Balon Berlanjut, Pembelot Korea Utara Ancam Kirim 5.000 USB Berisi Drama Korea Selatan

Tren
Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Tren
Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Tren
Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Tren
Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Tren
Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Tren
Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com