Secara keseluruhan, para ilmuwan melakukan 69 proses editing pada DNA babi, dikutip dari CNN.
Sebagai bagian dari prosedur transplantasi, Slayman menerima dua perawatan berbasis antibodi untuk membantu mencegah penolakan organ, serta obat penekan kekebalan tubuh.
Keberhasilan prosedur ini meningkatkan harapan bahwa transplantasi semacam itu suatu hari nanti dapat menjadi hal yang umum.
Baca juga: Bukan Dihancurkan, Ini Cara Membersihkan Peralatan Makan Bekas Makanan Babi Menurut Islam
Williams mengatakan, operasi Slayman juga merupakan terobosan potensial dalam memecahkan salah satu masalah yang lebih sulit di bidang kedokteran.
Sebab, terdapat akses yang tidak setara bagi pasien etnis minoritas untuk mendapatkan kesempatan transplantasi ginjal karena kekurangan organ donor yang ekstrem dan hambatan berbasis sistem lainnya.
"Pasokan organ yang melimpah yang dihasilkan dari kemajuan teknologi ini dapat membantu mencapai kesetaraan kesehatan dan menawarkan solusi terbaik untuk gagal ginjal, ginjal yang berfungsi dengan baik untuk semua pasien yang membutuhkan," kata Williams.
United Network for Organ Sharing mengatakan, ada lebih dari 100.000 orang di AS yang sedang menunggu transplantasi organ. Sementara, tujuh belas orang meninggal setiap hari rata-rata menunggu transplantasi.
Sebelum adanya transplantasi ginjal babi, para ilmuwan telah melakukan beberapa percobaan pembuktian konsep dengan organ babi dalam beberapa tahun terakhir.
Salah satunya adalah menghubungkan ginjal ke tubuh donor organ yang mati otak dan melakukan transplantasi ginjal ganda pada pasien yang mati otak.
Selain itu, pada 2022, seorang pasien juga pernah menjalani transplantasi jantung babi pertama, tetapi meninggal tak lama kemudian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.