Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa M 6,0 Tuban Terasa sampai ke Yogyakarta, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 22/03/2024, 12:58 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 6,0 mengguncang Tuban, Jawa Timur hari ini,  Jumat (22/3/2024) pukul 11.22 WIB.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, lokasi persis gempa berada di koordinat 5,79 derajat lintang selatan dan LS 112,32 derajat bujur timur.

"Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 126 klometer arah Timur Laut Tuban, Jawa Timur pada kedalaman 10 kilometer," ujar Daryono kepada Kompas.com, Jumat (22/3/2024).

Baca juga: Mengapa Bibit dan Siklon Tropis Terus Bermunculan di Sekitar Indonesia? Ini Kata BMKG

Gempa Tuban terasa sampai mana?

Daryono menyampaikan, gempa Tuban dirasakan dengan skala intensitas IV-V MMI.

Skala tersebut menunjukkan bahwa getaran gempa dirasakan oleh hampir semua penduduk.

Gempa Tuban juga dirasakan di Bawean, Gresik, Jawa Timur, dengan skala intensitas III-IV MMI atau getaran gempa dirasakan oleh orang banyak dalam rumah pada siang hari.

Wilayah lain yang merasakan gempa tersebut, yakni Jepara, Lamongan, Bojonegoro, Surabaya, Kudus, Blora, Pekalongan, Nganjuk, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Sidoarjo, Madiun, Pasuruan, dan Malang dengan skala intensitas II-III MMI.

Gempa Tuban juga terasa sampai wilayah Jawa Tengah dan DIY, atau dirasakan warga Semarang, dan Yogyakarta dengan skala intensitas II-III MMI.

"Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini," terang Daryono.

Penyebab gempa Tuban

Daryono menjelaskan, penyebab gempa Tuban berasal dari aktivitas sesar aktif di laut Jawa.

Menurut dia, gempa Tuban termasuk jenis gempa tekntonik dan gempa dangkal.

Hasil analisis mekanisme sumber dari BMKG menunjukkan bahwa gempa tersebut memiliki mekanisme pergerakan geser atau strike slip.

Baca juga: Beredar Citra Potensi Mata Badai di Wilayah Indonesia, Ini Kata BMKG

Tidak berpotensi tsunami

Meskipun termasuk gempa dangkal dan magnitudo cukup besar, Daryono memastikan gempa Tuban tidak berpotensi tsunami.

Hingga pukul 11.50 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempa susulan atau aftershock dengan kekuatan M 4,4.

Ia mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Daroyono juga meminta masyarakat supaya menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," jelasnya.

Masyarakat dapat mengetahui informasi gempa dari kanal resmi BMKG di Instagram dan X @infoBMKG, laman http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id, kanal Telegram https://t.me/InaTEWS_BMKG, dan melalui Mobile Apps wrs-bmkg atau infobmkg.

Baca juga: BMKG: 3 Bibit Siklon Tropis Terdeteksi, Ini Dampaknya bagi Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com