KOMPAS.com - Media sosial X (sebelumnya Twitter) diramaikan oleh unggahan mengenai bahaya toksoplasma kucing bagi kehamilan manusia.
Unggahan tersebut salah satunya dimuat oleh akun @tanyarlfes pada Rabu (20/3/2024).
Dalam unggahan dijelaskan, bahaya tersebut disebabkan oleh adanya parasit atau mikroorganisme bernama Toxoplasma gondii.
“Guys buat klian yg lgi hamil mnding pikir2 lgi plihara kucing krna tkutnya nnti trjdi apa2 sma janinnya,” bunyi keterangan dalam unggahan.
“Aplgi kucing trmsuk hewan yg bnyk diplihara di indo, aplgi smpe tidur breng. Ksian nnti trjdi apa2 sma janinnya,” lanjutnya.
Hingga Jumat (22/3/2024), unggahan tersebut sudah dilihat lebih dari 1,2 juta kali dan mendapat setidaknya 12.000 likes.
Baca juga: Ramai Diperbincangkan, Benarkah Kucing Putih Bersikap Lebih Sopan?
Dokter kandungan atau obgyn RSIA Anugerah Semarang, Indra Adi Susianto membenarkan bahwa terdapat bahaya toksoplasma kucing bagi kehamilan manusia.
Meski demikian, toksoplasmosis yang merupakan infeksi umum ini biasanya tidak berbahaya.
“Toksoplasmosis disebabkan oleh parasit yang disebut Toxoplasma gondii,” ucap Indra saat dihubungi Kompas.com, Kamis (22/3/2024).
“Parasit ini merupakan mikroorganisme yang dibawa oleh hewan seperti kucing, burung, tikus, mencit, domba, babi, dan kanguru. Hal ini terutama sering ditemukan pada kucing yang berburu binatang kecil,” sambungnya.
Jika seorang ibu tertular toksoplasma untuk pertama kalinya saat sedang hamil atau beberapa bulan sebelum hamil, dapat memiliki risiko keguguran, kelahiran mati, serta kecacatan atau masalah setelah bayi lahir.
Oleh karena itu, menurut Indra, risiko-risiko tersebut sangat bergantung pada waktu seorang ibu terinfeksi.
“Artinya Infeksi pada awal kehamilan ada kemungkinannya untuk menyebar ke bayi yang jika masalah berkembang, kemungkinan besar akan menjadi lebih serius,” ungkapnya.
Baca juga: Alasan Kucing Hitam Sering Dikaitkan dengan Nasib Buruk atau Pembawa Sial
Indra menjelaskan, Toxoplasma gondii dapat berkembang biak di usus kucing sehingga kotoran kucing sering kali mengandung parasit tersebut.
Apabila kotoran kucing itu dibiarkan di tanah atau pasir, maka dapat menyebabkan kontaminasi.
Kemudian, seseorang dapat terinfeksi T. gondii ini jika parasit masuk melalui mulut saat mengonsumsi makanan yang terkontaminasi dan belum dimasak dengan benar.
Selain itu, manusia juga dapat tertular ketika menyentuh tanah yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh mulutnya.
Infeksi juga bisa terjadi saat mengonsumsi sayuran yang ditanam di tanah terkontaminasi, dan tidak dicuci dengan baik sebelum dimakan.
“Jadi wanita hamil harus ekstra hati-hati agar tidak tertular toksoplasmosis karena risikonya terhadap bayi yang dikandungnya,” tutur Indra.
Baca juga: Kisah Kucing Oyen 2 Kali Tersangkut Dinding, Diselamatkan Damkar
Terpisah, dosen fakultas kedokteran hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Slamet Raharjo mengungkapkan bahwa T. gondii yang keluar dari kotoran hewan yakni berbentuk oosista.
Oosista tersebut, ungkap Slamet, adalah semacam telur yang dihasilkan oleh T. gondii dewasa.
Untuk bisa berkembang lebih lanjut atau bersporulasi, oosista itu membutuhkan lingkungan hangat dan lembap-basah selama 3-5 hari.
“Di tempat kering seperti pasir, oosista akan dehidrasi dan mati atau tidak bisa bersporulasi,” ungkap Slamet saat dihubungi Kompas.com, Kamis (21/3/2024).
Sedangkan oosista yang bisa bersporulasi akan mencemari tanah, air, serta tumbuhan seperti rumput dan sayuran dan kemudian menghasilkan sporozoit.
“Kemudian sengaja atau tidak sengaja, (akan) termakan, terminum, tertelan oleh manusia atau hewan, misal mencemari sayuran yang sering dimakan mentah seperti selada, kemangi, timun, rumput, dan lain-lain,” ungkap Slamet.
Sporozoit yang masuk ke dalam tubuh itu kemudian akan terbawa aliran peredaran darah dan menempel pada organ atau janin dan membentuk cyste atau kista.
Kista ini juga banyak ditemukan di dalam hewan berdarah panas, seperti kambing, sapi, ayam, dan sebagainya.
“Suatu saat hewan ini disembelih dan daging yang mengandung kista tidak dimasak sampai betul-betul matang, maka kista yang termakan atau oosista bersporulasi yang tertelan akan berkembang dalam tubuh,” tuturnya.
“Sampai sini bisa diketahui bahwa penularan toksoplasmosis ke manusia justru melalui daging hewan yang tidak dimasak sempurna seperti steak, sate, tongseng, serta sayuran yang terkontaminasi oosista, jadi bukan karena kontak langsung dengan kucing,” imbuhnya.
Baca juga: Jangan Bunuh Kutu Kucing dengan Dipencet, Ini Risikonya
Oleh karena itu, seseorang bisa melakukan beberapa tindakan pencegahan agar tidak tertular T. gondii, antara lain dengan melakukan hal-hal berikut:
Apabila memelihara hewan, makan berikut ini sejumlah tindakan pencegahan yang bisa dilakukan:
Baca juga: Ramai soal Bahaya Toksoplasma, Pakar: Tak Menular via Kontak Langsung dengan Kucing
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.