Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Tuntut Transparansi Jepang yang Buang Limbah Nuklir ke Laut

Kompas.com - 16/03/2024, 19:00 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) melalui Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) menuntut Pemerintah Jepang transparan saat membuang limbah nuklik dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Daichi di Fukushima ke Samudra Pasifik.

Diketahui, Jepang membuang limbang nuklir ke laut sejak 24 Agustus 2023 lalu. Air limbah tersebut dibuang sejauh 1 kilometer di lepas pantai melalui terowongan bawah laut.

Zat radioaktif yang terbentuk dalam air murni, yang berfungsi untuk mendinginkan reaktor di pembangkit listrik telah terurai, kecuali tritium yang melalui sistem pemrosesan cairan tingkat lanjut.

Hingga kini, proyek yang dijalankan operator PLTN Tokyo Electric Power (TEPCO) ini telah menginjak fase keempat.

Selama proses pembuangan air limbah radioaktif empat tahap, total 31.200 ton air limbah akan dibuang dari PLTN pada akhir bulan ini.

Baca juga: Polemik Jepang Buang Limbah Nuklir ke Laut, Diklaim Aman, Ditentang Sejumlah Pihak

Pentingnya transparansi

Ketua badan pengawas nuklir PBB Rafael Mariano Grossi saat mengunjungi Jepang, Selasa (12/3/2024) menganjurkan, Jepang agar transparan pada proses pembuangan limbah nuklir Fukushima ke laut.

Transparansi tersebut, imbuh Grossi, penting untuk meredam gelombang penolakan atau reaksi negatif beberapa negara, seperti China, yang menentang pembuangan limbah nuklir ke laut lepas.

“Hanya dialog yang dapat menghilangkan kekhawatiran ini. Negara-negara ini nanti secara bertahap bisa memahami situasinya,” ujar dia, dikutip dari Antara, Rabu (13/3/2024).

Menurut Grossi, misinformasi dan kebingungan lantaran minimnya pengetahuan awam terhadap dampak pembuangan limbah nuklir ke laut, hanya bisa dilawan dengan transparansi.

“Transparansi penuh satu-satunya penawar dalam proses ini. IAEA akan membantu membagikan data ilmiah dengan negara lain untuk meningkatkan pemahaman (mengenai dampak limbah nuklir),” kata dia.

Baca juga: Respons Malaysia, Singapura, dan Filipina soal Jepang Buang Limbah Nuklir ke Laut

Telah memenuhi standar keamanan internasional

Lebih lanjut Grossi memastikan, IAEA secara mandiri turut mengawasi keamanan air limbah yang dibuang dari Fukushima ke Samudra Pasifik.

Menurut dia, proses pembuangan limbah nuklir tersebut telah memenuhi standar keamanan internasional.

Sementara itu, Pemerintah Jepang setuju untuk melanjutkan kerja sama bilateral dengan IAEA mengenai penilaian air limbah radioaktif.

“Penting IAEA mengawasi pembuangan air limbah nuklir. Jepang ingin terus bekerja sama sampai tetes terakhir limbah di Fukushima dibuang,” kata Sekretaris Kabinet Jepang Hayashi Yoshimasa.

Untuk informasi, gempa bumi magnitudo 9 dan tsunami yang melanda Jepang pada 2011 merobohkan sebagian bangunan PLTN Daichi di Fukushima.

Akibatnya, sebagian nuklir dari reaktor pembangkit listrik meleleh dan terlepas ke udara, sehingga area di sekitar pembangkit listrik ditetapkan sebagai zona evakuasi.

Baca juga: Imbas Limbah Nuklir, Amankah Mengonsumsi Makanan Laut dari Jepang?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com