Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar Kabupaten/Kota di Jateng yang Dilanda Banjir akibat Bibit Siklon Tropis

Kompas.com - 16/03/2024, 14:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa kabupaten/kota di Jawa Tengah (Jateng) dilanda banjir dalam beberapa hari terakhir.

Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo, mengatakan penyebab banjir di Jateng adalah fenomena atmosfer, seperti Madden Julian Oscillation (MJO), Monsun Asia, dan Gelombang Rossby.

Selain itu, faktor lain yang menyebabkan banjir merendam beberapa kabupaten/kota di Jateng adalah bibit siklon tropis 91S di Samudra Hindia sebelah selatan Jawa dan 94S di Teluk Carpentaria.

"Potensi hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi hingga 17 Maret," ujar Yoga, dikutip dari Antara, Jumat (15/3/2024).

Baca juga: BMKG: Awal Musim Kemarau 2024 Diperkirakan Mundur dan Tidak Serempak

Daftar kabupaten/kota di Jateng yang dilanda banjir

Terpisah, Kabid Logistik dan Peralatan BPBD Provinsi Jateng, Armin Nugroho mengatakan kondisi terkini menunjukkan banjir melanda sembilan kabupaten/kota di Jateng.

Hal tersebut diketahui dari laporan harian kebencanaan dan kejadian Jateng per Jumat (15/3/2024) pukul 19.00 WIB hingga Sabtu (16/3/2024) pukul 07.00 WIB yang diterima Kompas.com.

Berikut daftar kabupaten/kota di Jateng yang dilanda banjir:

  • Kabupaten Grobogan
  • Kabupaten Pekalongan
  • Kota Pekalongan
  • Kabupaten Kendal
  • Kota Semarang
  • Kabupaten Demak
  • Kabupaten Jepara
  • Kabupaten Pati
  • Kabupaten Kudus.

Baca juga: BMKG: 3 Bibit Siklon Tropis Terdeteksi, Ini Dampaknya bagi Indonesia

Kondisi terkini banjir Jateng

Laporan BPBD Jateng pada Jumat malam menunjukkan, sembilan kabupaten/kota di Jateng dilanda banjir pada waktu yang berbeda-beda.

Contohnya, banjir yang melanda Semarang terjadi pada Rabu (13/3/2024) pukul 21.00 WIB.

Banjir menyebabkan permukiman warga di Kecamatan Genuk, Pedurungan, Gayamsari, Tugu, Semarang Timur, dan Semarang Utara terendam.

BPBD Jateng melaporkan, banjir Semarang berdampak pada 169.691 jiwa. 

Sementara itu, wilayah lain seperti Kabupaten Jepara baru dilanda banjir pada Kamis (14/3/2024).

Banjir Jepara melanda:

  • Desa Batukali, Kecamatan Kalinyamatan
  • Desa Kedungsarimulyo, Kecamatan Welahan
  • Desa Welahan, Kecamatan Welahan
  • Desa Kaliombo, Kecamatan Pecangaan
  • Desa Mayong Lor, Kecamatan Mayong
  • Desa Paren, Kecamatan Mayong
  • Desa Kalipucang Wetan, Kecamatan Welahan
  • Desa Robayan, Kecamatan Kalinyamatan
  • Desa Sowan Kidol, Kecamatan Kedun.

Baca juga: Indonesia Masuk Musim Kemarau Maret 2024, Mengapa Masih Hujan?

BPBD Jateng menjelaskan, Kabupaten Jepara dilanda banjir setelah diguyur hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang.

"Pada hari Kamis, 14 Maret 2024 terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang di wilayah Kab Jepara dengan ketinggian banjir variatif 30-60 sentimeter," terang BPBD Jateng.

Di sisi lain, wilayah Pantura seperti Kudus mengalami banjir pada Rabu setelah diguyur hujan disertai angin sejak Senin (11/3/2024).

Hujan menyebabkan limpahan Sungai Wulan ke Serang Welahan Drainase (SWD) 1 sehingga aliran air dari Dukuh Tanggulangin tidak bisa mengalir ke Sungai Wulan.

Banjir Kudus juga disebabkan oleh tidak kuatnya bangunan tanggul menahan derasnya hujan hingga menyebabkan air masuk ke permukiman warga.

Baca juga: Penjelasan BMKG soal Penyebab Wilayah Semarang Dilanda Banjir

Anak-anak terdampak banjir di Genuksari, Kota Semarang bermain genangan banjir di sekitar rumah, Jumat (15/3/2024).KOMPAS.COM/Titis Anis Fauziyah Anak-anak terdampak banjir di Genuksari, Kota Semarang bermain genangan banjir di sekitar rumah, Jumat (15/3/2024).

Ribuan warga mengungsi

Dalam laporannya, BPBD Jateng juga mengatakan, ribuan warga mengungsi di berbagai titik setelah rumah mereka terendam banjir.

Di Semarang, pengungsian terpusat di Balai Kelurahan Gebangsari dengan jumlah pengungsi 15 jiwa dari tiga kepala keluarga (KK).

Sementara itu, di Grobogan yang sudah dilanda banjir sejak Rabu menyebabkan 114 jiwa mengungsi di Kelurahan Purwodadi.

Kemudian, sebanyak 499 jiwa yang berasal dari 157 KK mengungsi di Kecamatan Mranggen dan Karanganyar setelah Demak dilanda banjir pada Rabu.

BPBD Jateng juga melaporkan, sebanyak 667 jiwa mengungsi setelah Grobogan dilanda banjir akibat hujan dengan intensitas tinggi.

"Telah terjadi banjir yang disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi sejak pukul 02.00-23.00 WIB yang terjadi di wilayah Kabupaten Grobogan dan kiriman air dari wilayah hulu Sungai Lusi sehingga mengakibatkan banjir di beberapa wilayah di Kabupaten Grobogan," kata BPBD Jateng.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Tren
Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Tren
Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Tren
Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Tren
Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Tren
Penelitian Ungkap Lari Bisa Menyembuhkan Patah Hati, Berapa Durasinya?

Penelitian Ungkap Lari Bisa Menyembuhkan Patah Hati, Berapa Durasinya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com