Dengan mengubah gas ke bentuk cair, volume yang dibutuhkan untuk menyimpan gas tersebut tidak terlalu besar.
Hal tersebut, menurut Yudi, akan lebih menghemat tempat dan lebih mudah secara transportasi.
Kendati demikian, saat elpiji digunakan untuk bahan bakar memasak, bentuknya sudah kembali ke wujud gas.
"Ketika digunakan di kompor bentuknya sudah gas," ujar Yudi.
Perubahan dari cair ke gas ini dikarenakan tekanan yang mengenai zat menjadi turun, sedangkan temperaturnya naik.
Tekanan tabung relatif lebih tinggi daripada tekanan lingkungan, sementara suhu pada tabung lebih rendah dibandingkan lingkungan sekitar.
"Elpiji di tekanan atmosfer berwujud gas," sambungnya.
Oleh karena itu, Yudi menekankan, membuang-buang cairan elpiji seperti dalam unggahan video adalah tindakan yang berbahaya.
"Berbahaya, alasannya elpiji mudah terbakar," ucapnya.
Baca juga: Pegangan Tabung Elpiji 3 Kg Lepas, Apa yang Harus Dilakukan?
Sementara itu, peristiwa pembongkaran tabung elpiji 3 kg terjadi di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta pada 2019.
Dilansir dari Kompas.com, Selasa (15/9/2019), salah satu warga setempat berinisial AA menceritakan, dua pria dalam video merupakan karyawan sebuah warung masakan Padang.
"Iya beneran itu (terjadi) di warung nasi Padang, timur Transmart Maguwo," ujar AA.
Dua pemuda itu melakukan tindakan pembongkaran karena merasa ditipu dengan tabung gas yang berisi air. Sebab, saat digoyang, tabung mengeluarkan bunyi seperti berisi air.
Setelah mengeluarkan isi tabung dengan selang regulator, dua pemuda itu pun terbakar dan dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara Dr Hardjolukito untuk penanganan lebih lanjut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.