Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Elpiji 3 Kg Disebut Berisi Air, Pertamina: Sesuai Namanya

Kompas.com - 11/03/2024, 21:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Cairan dalam tabung akan kembali menjadi gas 

Dengan mengubah gas ke bentuk cair, volume yang dibutuhkan untuk menyimpan gas tersebut tidak terlalu besar.

Hal tersebut, menurut Yudi, akan lebih menghemat tempat dan lebih mudah secara transportasi.

Kendati demikian, saat elpiji digunakan untuk bahan bakar memasak, bentuknya sudah kembali ke wujud gas.

"Ketika digunakan di kompor bentuknya sudah gas," ujar Yudi.

Perubahan dari cair ke gas ini dikarenakan tekanan yang mengenai zat menjadi turun, sedangkan temperaturnya naik.

Tekanan tabung relatif lebih tinggi daripada tekanan lingkungan, sementara suhu pada tabung lebih rendah dibandingkan lingkungan sekitar.

"Elpiji di tekanan atmosfer berwujud gas," sambungnya.

Oleh karena itu, Yudi menekankan, membuang-buang cairan elpiji seperti dalam unggahan video adalah tindakan yang berbahaya.

"Berbahaya, alasannya elpiji mudah terbakar," ucapnya.

Baca juga: Pegangan Tabung Elpiji 3 Kg Lepas, Apa yang Harus Dilakukan?

Peristiwa terjadi di Sleman pada 2019

Sementara itu, peristiwa pembongkaran tabung elpiji 3 kg terjadi di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta pada 2019.

Dilansir dari Kompas.com, Selasa (15/9/2019), salah satu warga setempat berinisial AA menceritakan, dua pria dalam video merupakan karyawan sebuah warung masakan Padang.

"Iya beneran itu (terjadi) di warung nasi Padang, timur Transmart Maguwo," ujar AA.

Dua pemuda itu melakukan tindakan pembongkaran karena merasa ditipu dengan tabung gas yang berisi air. Sebab, saat digoyang, tabung mengeluarkan bunyi seperti berisi air.

Setelah mengeluarkan isi tabung dengan selang regulator, dua pemuda itu pun terbakar dan dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara Dr Hardjolukito untuk penanganan lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com