Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Israel Serukan Hapus Bulan Ramadhan

Kompas.com - 05/03/2024, 10:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Israel, Amichai Eliyahu menyerukan untuk menghapus bulan Ramadhan dan mengabaikan ketegangan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur selama bulan suci tersebut.

"Apa yang disebut bulan Ramadhan harus dihapuskan, dan ketakutan kita terhadap bulan ini juga harus dihapuskan," kata Eliyahu kepada Radio Angkatan Darat, dikutip dari News Arab, Sabtu (2/3/2024).

Pernyataan Eliyahu tersebut menyusul kabar adanya kebocoran keamanan Israel yang mengindikasikan kekhawatiran akan meletusnya situasi di dua wilayah yang mereka kuasai, yakni Tepi Barat dan Yarusalem Timur yang selama bulan Ramadhan.

Baca juga: Israel Akan Batasi Akses Jemaah ke Masjid Al-Aqsa Selama Ramadhan 2024

Pernyataannya Eliyahu dikecam

Di sisi lain, Council on Muslim-American Relations (CAIR) mengecam pernyataan yang dikeluarkan oleh politisi tersebut.

Wakil Direktur Eksekutif CAIR Edward Ahmad Mitchel juga terus mendesak agar Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengecam Eliyahu.

"Sekali lagi, seorang pejabat pemerintah Israel secara terbuka menyuarakan pernyataan genosidal yang luput dikutuk oleh pemerintahan Biden," kata Mitchell.

"Pemerintah Israel terus berteriak kepada semua orang yang mau mendengarkan bahwa mereka meluncurkan perang terhadap seluruh penduduk Palestina, termasuk simbol-simbol kebudayaan mereka, dari gereja, masjid, hingga Ramadan sendiri," lanjutnya.

Sebelumnya, Menteri Israel itu juga pernah mengatakan hal kontroversional pada November 2023.

Ia pernah mengatakan bahwa menjatuhkan "bom nuklir" di Jalur Gaza adalah "sebuah pilihan".

Baca juga: Kala Raja Yordania Serukan Pengiriman Bantuan ke Gaza Melalui Udara…

Diperlukan gencatan senjata sebelum bulan Ramadhan

Media Israel mengatakan, pemerintah AS menekan Tel Aviv untuk mencapai kesepakatan dengan Hamas terkait pertukaran sandera dan gencatan senjata di Gaza sebelum bulan Ramadan, yang akan dimulai sekitar sepuluh hari lagi, dikutip dari Middle East Monitor, Sabtu.

Kendati demikian, pada Kamis (29/2/2024), Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengungkapkan, masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa Tel Aviv telah mencapai kesepakatan mengenai pertukaran tawanan dengan Hamas.

Ketika pembicaraan mengenai kesepakatan pembebasan sandera berlanjut dengan mediasi dari AS, Qatar, dan Mesir, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa Israel akan menghentikan perangnya terhadap Gaza selama bulan suci Ramadhan jika kesepakatan tercapai.

Kelompok Hamas, yang diyakini menahan lebih dari 130 sandera Israel, meminta agar serangan Israel ke Gaza dihentikan sebagai imbalan atas kesepakatan pembebasan sandera.

Sebelumnya, Hamas dan Israel juga pernah melakukan kesepakan untuk pembebasan sandera di kedua belah pihak pada November 2023.

Dalam kesepakatan tersebut, Hamas telah membebaskan 81 warga Israel dan 24 warga asing dengan imbalan agar Israel juga membebaskan 240 warga Palestina, termasuk 71 wanita dan 169 anak-anak.

Baca juga: Aaron Bushnell, Tentara AS yang Tewas Usai Aniaya Diri untuk Protes Genosida Israel

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hutama Karya Ungkap Penyebab Besi Ribar Jatuh di Lintasan MRT

Hutama Karya Ungkap Penyebab Besi Ribar Jatuh di Lintasan MRT

Tren
Kata PDI-P dan Golkar soal MA Ubah Batas Usia Calon Kepala Daerah

Kata PDI-P dan Golkar soal MA Ubah Batas Usia Calon Kepala Daerah

Tren
Mengenal Fenomena Planet yang Berbaris Sejajar, Apa Itu?

Mengenal Fenomena Planet yang Berbaris Sejajar, Apa Itu?

Tren
Ini Alasan Mengapa Perlu Memadankan NIK dengan NPWP Sebelum 1 Juli 2024

Ini Alasan Mengapa Perlu Memadankan NIK dengan NPWP Sebelum 1 Juli 2024

Tren
Baru Seminggu, Jaring Hitam Penghalang Pemandangan Gunung Fuji Banyak Dilubangi Wisatawan

Baru Seminggu, Jaring Hitam Penghalang Pemandangan Gunung Fuji Banyak Dilubangi Wisatawan

Tren
Menilik Program Mirip Tapera di China, Iuran Wajib, Dipotong dari Gaji Bulanan

Menilik Program Mirip Tapera di China, Iuran Wajib, Dipotong dari Gaji Bulanan

Tren
Perjalanan Tapera, Digulirkan Saat Era SBY dan Kini Dijalankan Jokowi

Perjalanan Tapera, Digulirkan Saat Era SBY dan Kini Dijalankan Jokowi

Tren
Donald Trump Dinyatakan Bersalah Menyuap Aktris Film Dewasa

Donald Trump Dinyatakan Bersalah Menyuap Aktris Film Dewasa

Tren
Kementerian ESDM Akui Elpiji 3 Kg Tidak Terisi Penuh, Ini Alasannya

Kementerian ESDM Akui Elpiji 3 Kg Tidak Terisi Penuh, Ini Alasannya

Tren
Buku Panduan Sastra Mengandung Kekerasan Seksual, Kemendikbud Ristek: Sudah Kami Tarik

Buku Panduan Sastra Mengandung Kekerasan Seksual, Kemendikbud Ristek: Sudah Kami Tarik

Tren
Adakah Manfaat Berhenti Minum Kopi?

Adakah Manfaat Berhenti Minum Kopi?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 31 Mei-1 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 31 Mei-1 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Bayi Tertabrak Fortuner, Orangtua Bisa Dipidana? | Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri

[POPULER TREN] Bayi Tertabrak Fortuner, Orangtua Bisa Dipidana? | Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri

Tren
Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com