Akibatnya, tubuh Anda membutuhkan oksigen untuk memasok energi ke otot Anda.
Semakin banyak menaiki tangga, semakin banyak pula oksigen yang diperlukan untuk mempertahankan kegiatan tersebut. Hal ini memicu peningkatan pernapasan.
Baca juga: Berapa Kecepatan Jalan Kaki di Treadmill untuk Menurunkan Berat Badan?
Saat Anda melakukan aktivitas aerobik, seperti menaiki tangga, tubuh akan memanfaatkan serat tipe dua, yakni serat yang berkedut cepat dan mendukung gerakan yang kuat, seperti mengangkat beban berat atau berlari.
Hal ini dapat menyebabkan penumpukan ion hidrogen dan karbon dioksida dalam otot dan darah.
Anda membutuhkan oksigen untuk membersihkannya agar tidak menimbulkan kelelahan.
Kebutuhan yang lebih tinggi ini memaksa tubuh Anda untuk merespons dengan meningkatkan detak jantung dan laju pernapasan. Karena itu, Anda merasa terengah-engah saat menaiki tangga.
Baca juga: 4 Alasan Jalan Kaki Bisa Meningkatkan Kinerja Otak
Ketika Anda menaiki tangga, tubuh akan mengambil langkah lebih besar dan pinggul akan terangkat lebih tinggi, sehingga melibatkan lebih banyak serat otot.
Pada saat yang sama, gravitasi akan menarik Anda kembali ke bawah dan otot-otot harus bekerja ekstra untuk mengatasi perlawanan tersebut.
Akibatnya, kerja jantung lebih meningkat sehingga detak jantung dan laju pernapasan Anda ikut meningkat.
Prinsip berolahraga adalah tubuh akan beradaptasi dengan tuntutan khusus atau specificity.
Ibaratnya, jika Anda ingin menjadi pelari yang lebih baik, Anda harus berlari secara teratur. Hal itu juga berlaku jika Anda ingin tidak mudah lelah saat menaiki tangga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.