Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Penyebab Napas Ngos-ngosan dan Mudah Lelah Saat Naik Tangga

KOMPAS.com - Perubahan napas secara tiba-tiba saat menaiki tangga, sering dirasakan oleh banyak orang.

Akibatnya, napas pun menjadi ngos-ngosan dan mudah lelah.

Sekilas, hal itu terdengar wajar terjadi. Namun, ngos-ngosan saat jalan kaki menaiki tangga bisa menyebabkan gejala sesak napas.

Gejala tersebut disebabkan oleh berbagai alasan, baik dari kondisi medis maupun lingkungan.

Lantas, apa alasan napas ngos-ngosan dan mudah lelah saat menaiki tangga?

Alasan ngos-ngosan dan mudah lelah saat naik tangga

1. Jantung dan paru-paru bekerja keras

Dilansir dari Health, jalan kaki menaiki tangga membuat organ jantung dan paru-paru bekerja lebih keras.

Organ paru-paru membantu mengalirkan oksigen ke darah, sementara jantung memompa darah beroksigen ke seluruh tubuh. Kedua aktivitas ini membutuhkan lebih banyak energi.

Di sisi lain, jalan kaki menaiki tangga membuat Anda menggerakkan beban tubuh dengan otot kaki.

Para peneliti menemukan, menaiki tangga terus menerus membutuhkan sembilan kali lipat energi yang dibutuhkan.

2. Tidak melakukan pemanasan

Napas ngos-ngosan saat jalan kaki juga bisa disebabkan karena melewatkan pemanasan.

Saat Anda menaiki tangga dan belum melakukan pemanasan apa pun, tubuh akan mengalami perubahan mendadak dalam kebutuhan oksigen, dikutip dari Self.

Lonjakan permintaan ini dapat dengan cepat meningkatkan detak jantung dan laju pernapasan.

3. Serat otot bekerja lebih giat

Saat menaiki tangga, Anda akan menggerakkan otot-otot terbesar dalam tubuh, termasuk otot bokong, paha depan, dan betis. Kegiatan ini juga melibatkan otot inti tubuh.

Semakin curam tangga yang Anda lalui, semakin sulit pula otot-otot tersebut harus bekerja.

Hal ini karena jalan kaki mengambil langkah yang lebih besar mengharuskan Anda merekrut lebih banyak serat otot.

Akibatnya, tubuh Anda membutuhkan oksigen untuk memasok energi ke otot Anda.

Semakin banyak menaiki tangga, semakin banyak pula oksigen yang diperlukan untuk mempertahankan kegiatan tersebut. Hal ini memicu peningkatan pernapasan.

4. Memanfaatkan berbagai jenis otot

Saat Anda melakukan aktivitas aerobik, seperti menaiki tangga, tubuh akan memanfaatkan serat tipe dua, yakni serat yang berkedut cepat dan mendukung gerakan yang kuat, seperti mengangkat beban berat atau berlari.

Hal ini dapat menyebabkan penumpukan ion hidrogen dan karbon dioksida dalam otot dan darah.

Anda membutuhkan oksigen untuk membersihkannya agar tidak menimbulkan kelelahan.

Kebutuhan yang lebih tinggi ini memaksa tubuh Anda untuk merespons dengan meningkatkan detak jantung dan laju pernapasan. Karena itu, Anda merasa terengah-engah saat menaiki tangga.

5. Faktor gravitasi

Ketika Anda menaiki tangga, tubuh akan mengambil langkah lebih besar dan pinggul akan terangkat lebih tinggi, sehingga melibatkan lebih banyak serat otot.

Pada saat yang sama, gravitasi akan menarik Anda kembali ke bawah dan otot-otot harus bekerja ekstra untuk mengatasi perlawanan tersebut.

Akibatnya, kerja jantung lebih meningkat sehingga detak jantung dan laju pernapasan Anda ikut meningkat.

6. Jarang berolahraga

Prinsip berolahraga adalah tubuh akan beradaptasi dengan tuntutan khusus atau specificity.

Ibaratnya, jika Anda ingin menjadi pelari yang lebih baik, Anda harus berlari secara teratur. Hal itu juga berlaku jika Anda ingin tidak mudah lelah saat menaiki tangga.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/03/03/143000065/6-penyebab-napas-ngos-ngosan-dan-mudah-lelah-saat-naik-tangga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke