Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Kebiasaan Tidur Ngorok Bisa Sembuh?

Kompas.com - 02/03/2024, 12:30 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat tubuh berada dalam fase tidur pulas, secara tidak sadar terkadang seseorang akan ngorok.

Mendengkur saat tidur menjadi salah satu kebiasaan yang umum dijumpai pada orang-orang di sekitar kita.

Kebiasaan ngorok bisa jadi tidak menganggu si penderita, namun orang yang tidur di sekelilingnya akan terganggu.

Lantas, apakah kebiasaan ngorok dapat disembuhkan?

Baca juga: Simak, Ini Latihan Cara Mengatasi Ngorok atau Mendengkur Saat Tidur


Baca juga: 3 Alasan Kucing Menutupi Wajah dengan Kakinya Saat Tidur

Ngorok dapat disembuhkan

Dikutip dari Mayo Clinic, kebiasaan ngorok dapat disembuhkan dengan menggunakan alat yang disebut mesin continuous positive airway pressure (CPAP).

Tidak hanya menghilangkan dengkuran saat tidur, mesin CPAP juga dapat mencegah sleep apnea, yaitu henti napas selama tidur yang berlangsung selama lebih dari 10 detik, dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan, Selasa (9/8/2022).

Mesin CPAP akan memberikan tekanan udara yang cukup ke masker untuk menjaga saluran napas bagian atas tetap terbuka.

Cara inilah yang akan mencegah mendengkur atau ngorok dan terjadinya sleep apnea saat tertidur.

Selain menggunakan mesin, dokter juga akan merekomendasikan perubahan gaya hidup agar tidak ngorok, seperti:

  • Menurunkan berat badan
  • Menghindari minum alkohol menjelang tidur
  • Mengobati hidung tersumbat
  • Menghindari kurang tidur
  • Menghindari tidur telentang.

Apabila ngorok terjadi karena hidung tersumbat, Anda dapat mencoba membersihkan saluran hidung atau menggunakan obat-obatan seperti dekongestan dan semprotan kortikosteroid hidung, dikutip dari Stanford Health Care.

Kedua cara ini akan membuka jalan napas dan memungkinkan aliran udara lebih lancar yang mencegah seseorang ngorok.

Alat bantu pernapasan oral juga terkadang bisa mengatasi mendengkur, apalagi jika disebabkan oleh posisi rahang saat tidur.

Obat ini bekerja dengan cara mendorong lidah dan rahang ke depan untuk meningkatkan aliran udara.

Baca juga: Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh jika Selalu Tidur dengan Kipas Angin

Pengobatan lainnya

Apabila mendengkur terus berlanjut, cobalah untuk berkonsultasi kepada dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Orang yang terus-menerus ngorok setiap malam akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk diagnosis sindrom resistensi saluran napas atas atau sleep apnea.

Apabila dokter sudah mendiagnosis pasien dengan sleep apnea, maka akan ada pengobatan lebih lanjut untuk mengatasi masalah mendengkurnya.

Dokter mungkin akan tetap menyarankan menggunakan mesin CPAP dan prosedur pembedahan.

Selain itu, penambahan implan yang mengeraskan langit-langit mulut dapat membantu mengurangi dengkuran saat ngorok.

Cara ini juga dapat membantu mengurangi rasa kantuk di siang hari yang disebabkan oleh sleep apnea.

Baca juga: 5 Fakta Menarik tentang Memori Manusia, Dapat Hilang karena Kurang Tidur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com