Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Monyet Turun Gunung ke Permukiman di Dago Bandung, Ini Kemungkinan Penyebabnya

Kompas.com - 01/03/2024, 20:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

Di luar spekulasi di atas, Dicky menyebutkan kemungkinan lain, bisa saja kawanan monyet liar itu sengaja dilepaskan oleh oknum.

Terpisah, Ketua Museum Zoologi Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung (SITH ITB) menyampaikan, fenomena invasi monyet ekor panjang ke permukiman warga terkadang juga bisa menjadi pertanda bencana alam.

"Kelompok monyet tersebut merasakan ada tanda bahaya dari alam sehingga menjauh dari habitatnya," ujarnya, dilansir dari Kompas.com, Kamis (29/2/2024).

Dia menjelaskan, jarak waktu terjadinya bencana dari berpindahnya hewan tersebut biasanya relatif cepat. Hal ini karena primata tersebut memiliki insting yang lebih kuat.

Baca juga: Monyet Retro Hasil Kloning Ilmuwan China, Bisa Bertahan Hidup Lebih dari 3 Tahun

Upaya penangkapan monyet ekor panjang

Terpisah, Dinas Kebakaran Dan Penanggulangan Bencana (PB) Bandung, yang turut menangkap satwa liar monyet ekor panjang, masih melakukan penanganan kasus satwa liar monyet di Kota Bandung tersebut.

Namun, hingga Jumat (1/3/2024), Wadanru Rescue Diskar PB Kota Bandung, Totoy Yuhasmana mengatakan, belum ada satupun monyet ekor panjang yang tertangkap.

"Kami sudah 4 hari, sudah berupaya terus tapi tidak ada satupun yang tertangkap," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Jumat (1/3/2024).

Pihaknya mengaku mengalami hambatan dalam proses penangkapan satwa liar itu, terutama terkait keterbatasan perlengkapan penangkapan.

Totoy mengatakan, pihaknya membutuhkan bantuan dari pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat yang lebih berwenang menangani kasus tersebut.

Meskipun begitu, pihaknya memastikan akan terus melakukan penangkapan satwa liar tersebut kapan saja sejauh adanya laporan pengaduan dari warga.

"Kami bertindak sesuai dengan pengaduan dari warga," jelasnya.

Baca juga: Cara Mengusir Monyet Liar agar Tidak Dikejar, Jangan Ditatap dan Senyum ke Arahnya

Imbauan Tahura

Menindaklanjuti invasi kawanan monyet ekor panjang yang masuk ke permukiman warga, pihak Tahura Ir. H. Djuanda mengimbau agar warga tidak memberikan makan kepada satwa liar itu.

Jika hal itu dilakukan, dikhawatirkan hewan tersebut akan mengubah perilaku, seperti tidak takut lagi kepada manusia, meminta makan, dan mencuri makanan warga.

Selama hewan tersebut tidak mengganggu dan membahayakan, warga diimbau untuk membiarkan saja monyet ekor panjang tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com