Seniman Italia Gabriel Bella juga menggambarkan zaman es kecil dengan memaparkan bahwa kanal-kanal Venesia membeku pada 1708.
Lukisan dan ukiran lain dari Mediterania menunjukkan bahwa lagunanya membeku setidaknya dua kali lagi di abad ke-18 atau sekitar tahun 1789 dan 1791.
Baca juga: Video Viral Cara Mengecek Uang Palsu dengan Digosok Es Batu, Ini Kata BI
Zaman es kecil mempunyai dampak yang sangat parah terhadap kaum petani dan masyarakat miskin perkotaan, dikutip dari National Geographic, Selasa (20/2/2024),
Dalam bukunya The Little Ice Age, penulis Brian Fagan menggambarkan bahwa penduduk desa di Pegunungan Alpen hidup dengan roti yang terbuat dari kulit kacang tanah yang dicampur dengan barley dan tepung oat.
Selain itu, sebuah catatan tahun 1648 memaparkan bahwa banyak tangisan dan air mata dari orang-orang miskin yang kelaparan.
Peneliti dari Goldsmiths, University of London, Ariel Hessayon mengatakan, beberapa negara Eropa mengalami kelaparan besar pada akhir tahun 1600-an.
Menurutnya, musim dingin tahun 1684 begitu parah sehingga Raja Charles II mengizinkan pengumpulan amal.
Hal ini memungkinkan Inggris bertahan di musim dingin lebih baik dibandingkan beberapa negara tetangganya.
Meskipun demikian, Hessayon juga menuliskan bahwa banyak manusia, binatang, burung, dan ikan mati di seluruh negeri.
Pemakaman manusia ditunda karena tanah terlalu sulit untuk digali, pohon-pohon terbelah, dan tanaman mati.
Baca juga: BMKG Ungkap Penyebab Fenomena Hujan Es di Klaten
Sungai Thames di Inggris pernah membeku pada zaman es kecil. Saking seringnya membeku, masyarakat bisa mengadakan “pameran es” lebih sering.
Warga memanfaatkan cuaca beku untuk mengembangkan sumber pendapatan alternatif dari acara pameran es.
Sementara itu, masyarakat Mojave, California, Amerika Serikat menghadapi zaman es kecil dengan mengembangkan budaya perdagangan yang terdesentralisasi.
Mereka juga menciptakan keranjang, tembikar, dan wadah lain yang tahan banting untuk mengangkut barang dalam jarak jauh di tengah cuaca ekstrem.
Di New England, Bangsa Wabanaki melewati musim dingin dengan menggunakan sepatu salju untuk melancarkan serangan terhadap penjajah Inggris.
Hal ini dilakukan sampai awal abad ke-18, dan penyelundup mengadopsi teknologi ini dan mengirimkan ratusan manusia sepatu salju untuk berpatroli di tempat berburu Wabanaki.
Baca juga: Viral, Video Hujan Es di Kompleks Candi Arjuna, Ini Penjelasan BMKG
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.