Beberapa penyakit cacar akibat infeksi virus genus Orthopoxvirus dapat menular dari manusia ke manusia lain melalui kontak langsung dengan lesi kulit.
Namun, para ahli mengatakan, tidak ada bukti bahwa pengidap Alaskapox dapat menularkannya ke orang lain.
Virus ini kemungkinan zoonosis atau menular dari hewan ke manusia, meski otoritas kesehatan masih belum yakin sepenuhnya bagaimana penyebarannya.
Dugaan tersebut sedikit banyak terbukti dari para pengidap Alaskapox yang melakukan kontak dengan mamalia kecil atau lingkungan alami tempat tinggal hewan liar.
Virus serupa juga ditemukan pada beberapa spesies mamalia kecil di Fairbanks, termasuk tikus berpunggung merah dan hewan peliharaan.
"Orang-orang di Alaska harus menyadari bahwa ini adalah infeksi yang bisa menular (dari hewan) ke mereka," tutur McLaughlin.
Terlebih, kontak manusia dengan mamalia kecil dan hewan peliharaan sangat berperan dalam penyebaran virus penyebab cacar Alaska.
McLaughlin menyampaikan, pria lansia yang meninggal tinggal di kawasan hutan lebat dan merawat seekor kucing liar yang sering berburu mamalia kecil.
"Kucing liar itu kadang-kadang masuk ke dalam rumah, dan dia bermain dengan kucing itu, dan kucing itu sering mencakarnya," kata dia.
Departemen Kesehatan Alaska pun mengatakan, cakaran kucing mungkin menjadi sumber infeksi dalam kasus ini.
"Itu juga mengikuti pola virus Orthopoxvirus lama lainnya. Peristiwa traumatis biasanya menyebabkan infeksi dari hewan peliharaan ke manusia," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.