KOMPAS.com - Venus adalah planet kedua, terdekat dari Matahari, dalam susunan planet di sistem tata surya. Ciri khas diselimuti awan, dan dinamai berdasarkan nama dewi cinta.
Planet Venus sering kali disebut sebagai kembaran Bumi karena memiliki ukuran yang hampir sama. Radiusnya 6.052 kilometer, sementara Bumi 6.378 kilometer.
Namun, ia tidak seramah Bumi terkait panas. Apalagi planet Venus berada lebih dekat posisinya dengan Matahari.
Baca juga: Dijuluki Planet Merah, Ilmuwan Temukan Langit Malam Mars Berwarna Hijau
Dilansir dari laman NASA, planet Venus memiliki permukaan yang panas, bahkan cukup panas untuk dapat melelehkan timah.
Atmosfernya juga begitu tebal, sehingga Matahari hanya terlihat berupa seberkas cahaya dari permukaan.
Venus juga diduga merupakan dunia lautan yang bisa dihuni, seperti Bumi, tapi itu terjadi setidaknya satu miliar tahun yang lalu.
Efek rumah kaca yang tak terkendali mengubah seluruh air di permukaan menjadi uap, yang kemudian bocor secara perlahan ke luar angkasa.
Permukaan batuan vulkanik yang ada di planet Venus saat ini terpecah oleh suhu dan tekanan tinggi.
Baca juga: Apakah Pluto adalah Sebuah Planet? Berikut Penjelasannya
Mengutip laman Encyclopedia Britannica, berikut adalah beberapa fakta menarik tentang planet Venus:
Superrotasi Venus diketahui dengan mengamati pergerakan garis-garis gelap di atmosfernya. Salah satu kemungkinannya adalah garis-garis ini merupakan bukti kehidupan mikroba.
Suhu permukaan Venus hampir 482 derajat celsius, tetapi antara 50 dan 60 kilometer di atas permukaan, suhu dan tekanannya sama dengan suhu di permukaan bumi.
Terkait awan asam sulfat, mikroba dapat dilapisi dengan molekul delapan atom belerang (S8) yang tahan terhadap asam sulfat. Selain itu, S8 juga dapat menyerap sinar ultraviolet.
Baca juga: Sering Dikira Sama, Ini Perbedaan Galaksi dan Tata Surya?
Semua planet di tata surya umumnya berputar pada porosnya (rotasi) berlawanan dengan arah jarum jam, kecuali dua planet yakni Uranus dan Venus.
Venus berputar searah jarum jam pada porosnya selama 243 hari Bumi. Masih menjadi pertanyaan mengapa Venus berputar ke arah lain.
Diduga terjadi gelombang pasang matahari yang terjadi di atmosfer Venus yang sangat padat atau tabrakan dengan benda-benda besar di masa lalu.
Baca juga: Bukan Hanya Manusia, Ini 5 Hewan yang Berhasil Pergi ke Luar Angkasa
Sementara Venus perlahan-lahan memutar porosnya setiap 243 hari, atmosfer atasnya berputar mengelilingi planet di bawahnya setiap 4 hari.
Teori mengatakan bahwa, fenomena yang disebut sebagai “superrotasi” ini, ada hubungannya dengan gelombang panas yang disebabkan oleh Matahari.
Hanya saja, para ilmuwan masih belum mengetahui penyebab pastinya.
Baca juga: Apa Perbedaan Rotasi dan Revolusi Bumi? Berikut Penjelasannya
Meskipun Venus lebih dekat ke Matahari dibandingkan Bumi, Venus menyerap lebih sedikit sinar matahari karena atmosfer dan awannya yang tebal.
Sinar matahari ini diserap dan dipancarkan kembali sebagai radiasi infra merah. Di Bumi, radiasi infra merah kembali ke luar angkasa.
Namun di Venus, awan karbon dioksida yang tebal memerangkap radiasi infra merah, sehingga membuat planet ini menjadi sangat panas.
Baca juga: Mengapa Manusia Tidak Merasakan Bumi Berputar? Berikut Penjelasannya
Planet venus dan Bumi memiliki ukuran dan massa yang hampir sama. Itu juga berarti mereka mempunyai kepadatan dan komposisi yang kurang lebih sama.
Namun, dalam hal lain mereka sangat berbeda. Venus memiliki suhu permukaan hampir derajat celsius dan tekanan karbon dioksida di atmosfernya 95 kali lipat dari atmosfer bumi.
Awannya juga terdiri dari asam sulfat dan permukaan planet Venus adalah gurun yang tidak ramah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.