Alasan kedua yaitu benda tajam dipercaya akan memotong aliran kekayaan dan kesuksesaan seseorang.
Secara tradisional, pengantin wanita pindah ke rumah mempelai pria setelah menikah dan merayakan Imlek bersama mertua.
Sehingga, kembali ke orang tua saat Imlek berarti ada masalah pernikahan dan dapat membawa nasib buruk bagi seluruh keluarga.
Pasangan tersebut bisa mengunjungi keluarga istri pada hari kedua dengan membawa anak-anak serta hadiah sederhana.
Baca juga: 7 Tradisi Imlek Populer yang Banyak Dipercayai dan Penuh Makna, Apa Saja?
Menagih utang dipercaya akan membawa nasib buruk pada kedua belah pihak, termasuk meninjam uang.
Kegiatan tersebut ini juga menunjukkan sikap saling pengertian untuk merayakan Imlek. Setelah hari kelima, baru diperbolehkan.
Di masa lalu, tetangga akan datang untuk berdamai bila terjadi perdebatan, tindakan ini juga untuk memastikan jalan yang mulus di tahun baru Imlek.
Namun ada pengecualian untuk keadaan khusus seperti ketika seorang anak menangis, sebaiknya jangan ditegur.
Memberikan berkah termasuk ucapan selamat saat orang masih di tempat tidur dipercaya membuat orang itu terbaring di tempat tidur sepanjang tahun.
Pantangan itu termasuk menyuruh seseorang bangun, karena dipercaya membuat orang itu terburu-buru dan diperintah sepanjang tahun.
Terdapat sejumlah hadiah yang dilarang untuk diberikan karena dianggap tabu dan berkaitan hal buruk.
Jam dinilai hadiah terburuk, hadiah jam (song shong) adalah homofon untuk memberikan penghormatan terakhir.
Buah pir yang terbelah (fen li) juga dinilai hadiah yang buruk karena homofon dari perpisahan. Apel (ping guo) adalah homofon terdengar seperti meninggal karena sakit.
Dilansir dari KompasTV (15/1/2023), makan bubur saat tahun baru Imlek dianggap tabu. Di masa lalu, bubur adalah makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat miskin.
Makanan yang dimasak dengan sedikit beras dan banyak air ini dianggap akan memberikan aura negatif atau nasib buruk.