KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut 1 sempat menyinggung tragedi Kanjuruhan saat debat perdana capres-cawapres pada Selasa (12/12/2023) malam.
Hal itu disampaikannya ketika mengajukan pertanyaan kepada capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo.
"Pada saat ini kita menyaksikan masih banyak pertanyaan, bahkan keluarga-keluarga korban masih mempertanyakan. Karena itu saya ingin bertanya kepada Pak Ganjar," tanya Anies.
"Saya posisinya adalah ini harus dituntaskan. Ini harus menghadirkan rasa keadilan. Bukan saja soal legalnya yang sudah diselesaikan," sambungnya.
Lantas, bagaimana kelanjutan kasus tragedi Kanjuruhan sekarang?
Baca juga: Jawaban Anies Saat Ditanya Ganjar soal IKN dalam Debat Capres
Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 merupakan salah satu tragedi sepak bola terburuk sepanjang sejarah Indonesia.
Insiden itu terjadi setelah pertandingan Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Ini bermula ketika para suporter masuk ke lapangan dan memicu ketegangan dengan aparat keamanan, dilansir dari Kompas.com, Minggu (1/10/2023).
Situasi pun semakin kacau seiring banyaknya suporter yang turun ke lapangan. Polisi akhirnya menembakkan gas air mata untuk menangani kondisi ini.
Nahas, gas air mata justru membuat penonton panik dan berebut pintu keluar sambil berdesakan untuk menyelamatkan diri.
Dalam tragedi tersebut, tercatat 135 orang meninggal dunia dan 330 lainnya mengalami luka-luka.
Tragedi ini menjadi sorotan dunia internasional. Sebab, dalam aturan FIFA, pihak keamanan tidak boleh menembakkan gas air mata dengan alasan pengamanan.
Baca juga: Kisah Midun, Bersepeda dari Kota Batu ke Jakarta demi Keadilan Korban Tragedi Kanjuruhan
Setelah tragedi tersebut, polisi menetapkan enam orang tersangka yang diduga bertanggung jawab atas peristiwa itu.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit mengumumkan langsung nama keenam tersangka itu. Mereka adalah: