Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batu Akik dari Telur Dinosaurus 60 Juta Tahun Ditemukan di Inggris

Kompas.com - 08/12/2023, 11:30 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah batu akik dengan warna merah muda dan putih di Natural History Museum, London's Mineralogy Collection, Inggris mempunyai fakta baru yang mengejutkan.

Setelah diteliti lebih lanjut, “batu akik” yang dipajang di museum tersebut ternyata merupakan sebuah telur dari dinosaurus,

Kurator mineral dari Natural History Museum, Robin Hansen, menjelaskan lebih lanjut tentang penemuan ini.

“Baru sekarang kami menyadari bahwa koleksi kita, yang dulunya hanya dikira batu akik biasa, ternyata setelah diteliti merupakan telur dinosaurus," ungkapnya, dilansir dari IFL Science.

Baca juga: Situs Fosil Langka di Argentina Ungkap Pemandangan Hari-hari Akhir Dinosaurus Sebelum Punah

Tim peneliti menduga hal ini terjadi karena aktivitas vulkanik yang menyebabkan telur tersebut terbungkus oleh batuan vulkanik yang mengeras setelah letusan.

Akibatnya, spesimen yang dulunya merupakan sebuah telur berubah menjadi batu akik seperti yang dilihat sekarang.

“Koleksi ini dulunya diidentifikasi sebagai batu akik pada tahun 1883 karena memakai pengetahuan ilmiah yang ada pada saat itu,” ucap Hansen.

Ia ingat jika koleksi ini ditemukan oleh Charles Fraser yang tinggal di India sekitar tahun 1817 hingga 1843.

Baca juga: Tomi Wibisono, dari Buku Akik hingga Politik

Awal mula penemuan

Hansen menceritakan bagaimana awal mula dari penemuan besar dari Inggris ini.

Mulanya, batu akik perhatian Robin Hansen ketika memilih koleksi yang akan dipamerkan pada tahun 2018.

Setelah itu, ia membawa batu akik tersebut ke pameran mineral yang berada di Perancis.

“Ketika berada di pameran, seorang pedagang menunjukkan kepada saya sebuah telur dinosaurus yang sudah melalui proses kimia. Telur itu berbentuk bulat, memiliki kulit yang tipis, dan ada batu akik berwarna gelap di bagian tengahnya," kata Hansen.

Saat itulah ia sadar jika telur dinosaurus yang baru saja dilihatnya itu mirip dengan koleksi yang pernah menarik perhatiannya.

Batu tersebut kemudian diperiksa oleh kurator dinosaurus museum, Profesor Paul Barrett dan Dr Susie Maidment.

Baca juga: 6 Dinosaurus Terbesar yang Pernah Ada di Bumi

Dalam penelitiannya, Paul dan Susie memutuskan untuk melakukan pemindaian CT pada spesimen tersebut.

Meskipun sudah dicoba, kepadatan batu akik tersebut membuat CT scan tidak dapat melihat detail yang lebih halus.

Namun, di sisi lain, tim sepakat bahwa lapisan tipis di sekitar batu akik tampak seperti cangkang dari telur hewan.

Mereka juga menemukan bahwa bagian luar dari batu akik menunjukkan bahwa ada lebih dari satu objek telah dikumpulkan bersama.

Setelah temuan tersebut, para peneliti membawa batu akik ini ke India dan mengumpulkan berbagai jenis sampel telur titanosaurus lainnya.

Telur tersebut diperkirakan berasal dari 60 juta tahun yang lalu, lebih tepatnya merupakan telur dari jenis dinosaurus yang bernama Titanosaurus.

Baca juga: Bagaimana Cara Spesies Dinosaurus Diberi Nama?

Mengenal Titanosaurus

Ilustrasi fosil TitanosaurusShutterstock/@schusterbauer.com Ilustrasi fosil Titanosaurus

Titanosaurus merupakan dinosaurus yang paling umum hidup di India, China, dan Argentina sekitar 60 juta tahun yang lalu.

Hewan ini dapat tumbuh hingga 37 meter dan beratnya mencapai sekitar 57 ton.

Namun, meskipun memiliki ukuran yang sangat besar, Titanosaurus memiliki ukuran telur yang kecil.

“Kedengarannya memang aneh. Namun, Titanosaurus bertelur dalam jumlah banyak dan berukuran kecil,” ungkap Profesor Paul.

Ia menjelaskan jika cara berkembang biak seperti ini memiliki tipe yang serupa dengan penyu atau buaya.

“Mereka menggunakan cara ini agar bisa bertelur beberapa kali dalam setahun tanpa harus mengandungnya lama, seperti yang terjadi pada mamalia di zaman sekarang,” ungkapnya.

Baca juga: Studi Terbaru Ungkap Dinosaurus Mungkin Masih Hidup di Planet Lain

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com