Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

100 Pasien Anak Diterbangkan ke Kutub Utara untuk Rayakan Natal di Rumah Sinterklas

Kompas.com - 04/12/2023, 09:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sekitar 100 anak penderita penyakit kronis diterbangkan ke Kutub Utara untuk merayakan Natal bersama Sinterklas.

Didampingi keluarga, anak-anak ini mendapatkan pengalaman mengesankan dari perjalanan mereka ke Kutub Utara.

Di sana, mereka menyanyikan lagu-lagu Natal, berbagi hadiah, serta disambut oleh para pesulap dan Sinterklas.

Penerbangan terlaksana berkat program bernama Fantasy Flights yang merupakan kolaborasi antara maskapai United Airlines dengan Children's Hospice International di Amerika Serikat.

Baca juga: Tradisi Natal Unik dari Seluruh Dunia, dari Bersepatu Roda hingga Membakar Sapu


Terbang menuju rumah Sinterklas

Program amal dari United Airlines, Fantasy Flights berhasil menerbangkan sekitar 100 anak yang tengah berjuang melawan penyakit serius ke Kutub Utara bersama keluarga mereka.

Pasien anak dari Children's Hospice International rayakan Natal bersama Sinterklas di Kutub Utara dalam program Fantasy Flights [Dok. Children's Hospice International].Dok. Children's Hospice International Pasien anak dari Children's Hospice International rayakan Natal bersama Sinterklas di Kutub Utara dalam program Fantasy Flights [Dok. Children's Hospice International].

Penerbangan tersebut terlaksana pada Sabtu (2/12/2023) dari Bandara Internasional Washington Dulles di Virginia, AS menuju Kutub Utara.

Anak-anak ini merupakan pasien dari lembaga nonprofit Children's Hospice International di Alexandria, AS.

Diberitakan Simple Flying (3/12/2023), anak-anak itu terbang dengan pesawat Boeing 777 selama 40 menit menuju Kutub Utara atau North Pole yang diyakini sebagai rumah Sinterklas.

Seluruh bagian dalam pesawat dihiasi dengan dekorasi Natal, seperti stiker-stiker permen dan gantungan bola-bola dari pohon Natal.

Para pramugari juga tampak memakai kostum Natal dengan bando tanduk rusa dan syal berwarna khas Natal, merah dan hijau.

Sesampainya di Kutub Utara, anak-anak ini disambut dengan sosok Sinterklas, para elf berbaju hijau, dan area bandara yang dihias dengan pernak-pernik Natal.

Para karyawan maskapai dan bandara memakai kostum elf dan Sinterklas untuk menyenangkan anak-anak.

Petugas pemadam kebakaran, polisi, dan kelompok gereja lokal bekerja sama untuk menghias area bandara yang dipakai untuk perayaan ini.

Anggota tim Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Dulles juga bertugas membagikan mainan dan relawan maskapai menyediakan makanan.

Sementara itu, relawan dari mahasiswa Universitas Georgetown menyanyikan lagu Natal bersama siswa sekolah menengah setempat yang juga memakai kostum.

Anak-anak juga dihibur oleh musisi lokal, membuat kesenian dan kerajinan tangan, mencicipi makanan dan minuman, serta bertemu dan berfoto bersama Sinterklas. 

Tak hanya itu, para anak mendapatkan hadiah dan tas bertema Natal untuk dibawa pulang.

Baca juga: Ini Perbedaan Sinterklas dan Santa Claus, Jangan Salah Sebut!

Program Fantasy Flights

Penerbangan pasien anak ke Kutub Utara menggunakan pesawat maskapai United Airlines [Dok. Children's Hospice International]Dok. Children's Hospice International Penerbangan pasien anak ke Kutub Utara menggunakan pesawat maskapai United Airlines [Dok. Children's Hospice International]
Penerbangan anak-anak pasien penyakit kronis ke Kutub Utara bukan kali pertama dilaksanakan United Airlines bersama Children's Hospice International.

Dikutip dari situs Children's Hospice International (CHI), program Fantasy Flights telah dibuat sejak 1989.

Children's Hospice International dan United Airlines bekerja sama mengembangkan program ini untuk membawa anak-anak dengan kondisi yang mengancam jiwa dan keluarga mereka di perjalanan ajaib dengan pesawat ke negeri Sinterklas.

Fantasy Flights pertama kali terlaksana di Bandara Dulles. Kesuksesannya membuat penerbangan ini diadakan dari 92 stasiun United Airlines di seluruh dunia.

Setelah 2001, banyak program dihentikan karena alasan keamanan. Namun, Fantasy Flight yang berbasis di Dulles terus berlanjut.

Ketika tidak ada pesawat yang bisa mengudara, acara yang sama tetap diadakan di lobi kantor CHI di Alexandria, AS.

Selama bertahun-tahun, beberapa ribu anak telah berpartisipasi dalam Fantasy Flights.

CHI mengundang anak dengan kondisi kritis dari rumah sakit anak, rumah sakit umum, Rumah Sakit Angkatan Darat Walter Reed, dan institusi terkait di Washington untuk hadir bersama keluarga.

Jumlah penumpang bervariasi setiap tahun tergantung ukuran pesawat. Pada 2012, tercatat lebih dari 240 penumpang mengikuti program ini menuju Kutub Utara.

Selama penerbangan, pihak maskapai sengaja merahasiakan tujuan penerbangan dengan menutup tirai jendela pesawat. Mereka berakting menyemprot pesawat dengan bahan khusus agar bisa terbang dalam waktu cepat. 

Lewat radio, kapten pesawat berakting seolah berkomunikasi dengan menara penerbangan dan mengumumkan penampakan pertama Sinterklas dan rusa kutub.

Setelah mendarat, anak-anak akan turun melalui gerbang yang membawa mereka ke negeri ajaib untuk merayakan Natal yang istimewa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com