Antibiotik adalah obat yang membunuh bakteri penyebab infeksi. Obat ini dapat dikonsumsi secara oral, topikal, atau suntikan
Fungsi: antibiotik berfungsi untuk mengobati infeksi seperti radang tenggorokan dan infeksi saluran kemih.
Contoh: penisilin, amoksisilin, ciprofloxacin, doksisiklin, dan azitromisin.
Efek ke ginjal: penderita penyakit ginjal harus mengetahui kondisi ginjalnya sebelum menentukan dosis dan mengonsumsi antibiotik. Ini karena beberapa obat untuk mengobati virus menyebabkan cedera ginjal.
Orang yang mengonsumsi antibiotik harus tetap terhidrasi. Dehidrasi membuat obat menggumpal dan membentuk kristal sehingga menghalangi buang air kecil.
Orang yang mengonsumsi antibiotik bisa menunjukkan reaksi alergi, seperti timbul ruam atau demam.
Baca juga: Efek Samping Pepaya, Sehatkan Pencernaan tapi Bisa Picu Efek Pencahar
Obat pencahar dikonsumsi secara oral dalam bentuk tablet, kapsul, bubuk, cairan, atau sebagai supositoria.
Fungsi: obat ini biasanya digunakan untuk meringankan sembelit dan membersihkan usus.
Contoh: bisacodyl (Dulcolax), senna (Senokot, Ex-Lax), docusate (Colace), dan polietilen glikol (Miralax).
Efek ke ginjal: jika dikonsumsi sesuai petunjuk, sebagian besar obat pencahar aman bagi mereka yang tidak memiliki masalah ginjal.
Namun, penderita penyakit ginjal harus tetap terhidrasi dengan banyak minum air putih dan cairan bening saat minum obat ini. Dehidrasi menyebabkan kerusakan ginjal.
Penggunaan obat pencahar yang berlebihan menyebabkan batu ginjal. Sebaiknya, konsumsi obat pencahar hanya beberapa kali seminggu untuk mengatasi sembelit.
Baca juga: Tak Perlu Obat, Ini Cara Mencegah Asam Lambung secara Alami
Obat asam lambung dapat menekan senyawa asam di pencernaan. Obat ini dijual secara bebas dan dengan resep dokter.
Fungsi: obat ini digunakan untuk mencegah dan mengobati mulas dan gangguan pencernaan dengan mengurangi asam di lambung.
Contoh: omeprazole (Prilosec) dan esomeprazole (Nexium), famotidine (Pepcid), dan kalsium karbonat (Tums).