Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Wolbachia Menurunkan Penyebaran DBD? Berikut Penjelasannya

Kompas.com - 17/11/2023, 14:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menerapkan inovasi teknologi wolbachia untuk menurunkan penyebaran demam berdarah dengue (DBD) oleh nyamuk Aedes aegypti.

Kemenkes mengungkapkan, pemanfaatan wolbachia sudah terbukti efektif di sembilan negara, yakni: Brasil, Australia, Vietnam, Fiji, Vanuatu, Meksiko, Kiribati, Kaledonia Baru, dan Sri Lanka.

Di Indonesia, teknologi wolbachia sudah masuk dalam Strategi Nasional atau Stranas dengan lima kota sebagai pilot project sesuai dengan Kepmenkes Nomor 1341 tentang Penyelenggaraan Pilot Project Implementasi Wolbachia sebagai Inovasi Penanggulangan Dengue.

Lima kota yang dimaksud, yaitu Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang, dan Bontang.

“Efektivitas wolbachia sendiri telah diteliti sejak 2011 yang dilakukan oleh World Mosquito Program (WMP) di Yogyakarta dengan dukungan filantropi Yayasan Tahija,” tulis Kemenkes pada laman resminya, Senin (13/11/2023).

“Penelitian dilakukan melalui fase persiapan dan pelepasan Aedes aegypti ber-wolbachia dalam skala terbatas (2011-2015),” lanjut keterangan itu.

Baca juga: Aroma Parfum yang Dinilai Ampuh Usir Nyamuk, Apa Saja?

Cara wolbachia menurunkan kasus DBD

Kemenkes mengungkapkan, uji coba penyebaran nyamuk berwolbachia pernah dilakukan di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul pada 2022.

“Hasilnya, di lokasi yang telah disebar wolbachia terbukti mampu menekan kasus demam berdarah hingga 77 persen dan menurunkan proporsi dirawat di rumah sakit sebesar 86 persen,” ungkapnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani juga mengungkapkan adanya penurunan penyebaran DBD yang signifikan setelah adanya penerapan wolbachia.

“Jumlah kasus di Kota Yogyakarta pada bulan Januari hingga Mei 2023 dibanding pola maksimum dan minimum di 7 tahun sebelumnya (2015-2022) berada di bawah garis minimum,” terang Emma

Baca juga: 14 Tanaman Pengusir Nyamuk, Bisa Ditanam di Sekitar Rumah

Wolbachia disebut dapat melumpuhkan virus dengue yang ada di dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti. Sehingga, virus dengue tersebut tidak akan menular ke dalam tubuh manusia.

Nyamuk Aedes aegypti merupakan inang utama dari virus dengue.

Jika Aedes aegypti jantan mempunyai wolbachia di dalamnya tubuhnya dan kawin dengan betinanya, virus dengue pada nyamuk betina akan terblokir.

Selain itu, jika yang memiliki wolbachia adalah nyamuk betina dan kemudian kawin dengan nyamuk jantan tidak ber-wolbachia, makan seluruh telurnya akan mengandung wolbachia.

Meski begitu, keberadaan inovasi teknologi wolbachia tidak serta merta menghilangkan metode pencegahan dan pengendalian dengue yang telah ada di Indonesia.

Kemenkes mengimbau agar masyarakat tetap melakukan gerakan 3M Plus, yakni menguras, menutup, dan mendaur ulang, serta tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Baca juga: 4 Warna Cat Tembok Rumah yang Ternyata Disukai Nyamuk

Mengenal wolbachia

Dilansir dari laman WMP, wolbachia adalah bakteri yang sangat umum muncul secara alami pada 50 persen spesies serangga, termasuk sejumlah nyamuk, lalat buah, ngengat, capung, dan kupu-kupu.

Wolbachia hidup di dalam sel serangga dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikut melalui telur mereka.

Nyamuk Aedes aegypti biasanya tidak membawa wolbachia, tetapi banyak nyamuk lain yang membawanya.

Wolbachia dianggap aman bagi manusia dan lingkungan. Hal itu diketahui dari analisis risiko independen yang menunjukkan, pelepasan nyamuk ber-wolbachia memiliki risiko sangat kecil bagi manusia dan lingkungan.

Baca juga: 9 Jenis Orang yang Lebih Sering Digigit Nyamuk, Ketahui agar Terhindar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com