KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan awal musim hujan di Indonesia pada 2023/2024 terjadi pada Oktober hingga Desember 2023.
Namun, setiap daerah bisa mengalami awal musim hujan yang berbeda atau tidak serentak.
Sementara itu, puncak musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi terjadi pada Januari dan Februari 2024.
Di musim hujan tahun ini, hujan akan turun dengan durasi 10 sampai 24 dasarian. Satu dasarian terdiri dari 10 hari. Ini berarti musim hujan akan terjadi selama 100 sampai 240 hari.
Baca juga: Puncak Musim Hujan Tidak Terjadi di Desember 2023, Ini Prakiraan BMKG
Baca juga: Sejumlah Wilayah di Solo Raya Alami Hujan Lebat Disertai Angin, Ini Kata BMKG
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengungkapkan, saat ini Indonesia belum memasuki musim hujan sepenuhnya.
"Sekarang ini secara umum masih musim pancaroba akhir, namun ada beberapa wilayah yang sudah masuk musim hujan," ungkapnya kepada Kompas.com, Senin (30/10/2023).
Menurut Guswanto, perbedaan awal musim hujan ini terjadi karena angin muson timur masih berembus dari Australia.
Angin ini hanya membawa sedikit atau bahkan tidak membawa uap sehingga tidak membentuk awan hujan yang memengaruhi musim hujan di Indonesia.
Baca juga: 5 Sayuran yang Cocok Ditanam Saat Musim Penghujan
Wilayah Indonesia yang sudah masuk musim hujan pada Oktober 2023 berada di utara garis khatulistiwa.
Wilayah ini seperti Aceh, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur.
Sementara wilayah selatan khatulistiwa seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara akan mengalami musim hujan pada November dan Desember 2023.
Guswanto menjelaskan, hujan lebat di Indonesia terjadi karena ada perbedaan dinamika atmosfer.
Baca juga: Mengenal Petrichor, Aroma yang Ditimbulkan Saat Hujan Turun
Dinamika atmosfer merupakan proses dalam atmosfer berupa perubahan iklim dan cuaca dalam skala global dan regional di suatu wilayah.
"Misalnya suplai uap air yang tinggi, adanya pertemuan massa udara yang berbeda yang ditunjukan oleh pola angin atau perlambatan dan sirkulasi siklonik," jelasnya.
Pertumbuhan awan hujan yang masif, kelembaban relatif dari lapisan atmosfer yang cukup basah, dan lapisan awan hujan yang sangat tebal atau multisel juga menjadi penyebab kemunculan hujan lebat.
Baca juga: Warganet Pertanyakan Fenomena Hujan Lebat Usai Cuaca Panas Ekstrem, Ini Penjelasan BMKG