"Untuk bahaya atau tidaknya harus diperiksa lebih lanjut oleh dokter spesialis kulit dan kelamin atau dermatologi venereologi," ujarnya.
Adhi menjelaskan, titik hitam yang muncul di kulit dapat berupa tumor jinak seperti tahi lalat ataupun tumor ganas yang menunjukkan kanker kulit.
Untuk menentukan titik hitam di kulit itu termasuk tahi lalat atau tumor ganas, orang tersebut dapat memerhatikan ciri-ciri tumor kulit ganas.
Namun, kepastiannya tetap butuh pemeriksaan dokter dokter spesialis kulit dan kelamin (SpKK) dan spesialis dermatologi venereologi (SpDV).
Baca juga: Marak Tren Bikin Tahi Lalat ala Nagita Slavina, Adakah Bahayanya?
Berikut ciri-ciri tumor kulit ganas yang membedakannya dengan tahi lalat atau tumor kulit jinak:
Tumor kulit ganas berbentuk asimetris atau tidak beraturan. Tahi lalat atau tumor kulit jinak berbentuk lebih simetris.
Pinggiran di sekeliling tumor kulit ganas tampak tidak jelas, tidak teratur, dan bergerigi. Tahi lalat lebih jelas dan rapi pinggirannya.
Tumor kulit ganas memiliki warna yang tidak teratur atau lebih dari satu warna. Warna tahi lalat hanya satu antara hitam atau kecokelatan.
Tumor kulit ganas memiliki ukuran diameter lebih dari sekitar 0,6 cm. Ukuran tahi lalat lebih kecil daripada itu.
Tumor kulit ganas dapat mengalami perubahan ukuran, bentuk, dan warna. Tahi lalat tidak berubah seiring waktu.
Baca juga: Kenali Perbedaan Tahi Lalat Normal dan Tahi Lalat Gejala Melanoma
Menurut Adhi, tahi lalat yang tiba-tiba muncul tidak berbahaya jika masuk dalam kategori tumor jinak.
"Tumor jinak secara definisi bersifat jinak dan tidak berbahaya. Biasanya keluhannya hanya bersifat kosmetik saja," terangnya.
Dia menambahkan, ada kemungkinan tahi lalat atau tumor jinak berubah menjadi ganas. Namun, biasanya sangat kecil kemungkinannya.
Hal ini terjadi jika titik hitam tahi lalat berubah bentuk menyerupai tumor kulit yang ganas.
Baca juga: Mengenal Jenis Tumor Ganas dan Tumor Jinak, Apa Saja?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.