Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mimpi Buruk" Lain di Gaza, Saat Warga Harus Menjalani Operasi Tanpa Anastesi

Kompas.com - 22/10/2023, 18:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Ketika serangan Israel semakin masif dan korban luka terus membanjiri rumah sakit di Gaza di tengah keterbatasan, para dokter terpaksa melakukan operasi tanpa anestesi.

Anestesi merupakan tindakan yang diambil sebelum operasi dimulai untuk mengurangi rasa sakit yang mungkin terjadi selama proses pembedahan dilakukan.

Kondisi ini menjadi "mimpi buruk" lain bagi para pasien di tengah bayang-bayang gempuran Israel di Gaza.

Tanpa persediaan medis yang cukup, para dokter hanya bisa bertahan dengan apa pun yang mereka temukan.

Rumah sakit di Jalur Gaza hampir runtuh di bawah blokade Israel yang memutus aliran listrik dan pengiriman makanan serta kebutuhan lainnya ke wilayah tersebut.

Baca juga: Krisis Air dan Eksodus Warga Palestina Usai Israel Akan Gempur Gaza

Tak ada pasokan medis

Mereka kekurangan air bersih, kehabisan bahan-bahan dasar untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah infeksi, serta bahan bakar untuk generator mereka semakin menipis.

"Kami kekurangan segalanya dan kami menghadapi operasi yang sangat rumit," kata salah seorang dokter di Rumah Sakit Al Quds, Nizal Abed, dikutip dari AP News.

"Orang-orang ini ketakutan, begitu juga saya. Tetapi, tidak mungkin kami akan mengungsi," sambungnya.

Pusat medis tersebut masih merawat ratusan pasien yang bertentangan dengan perintah evakuasi yang diberikan militer Israel pada Jumat.

Sekitar 10.000 warga Palestina yang terdampak pemboman juga mengungsi di kompleks rumah sakit.

Makanan, air dan obat-obatan pertama kali masuk ke Gaza dari Mesir pada Sabtu (21/10/2023) setelah terhenti di perbatasan selama berhari-hari.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, ada 20 truk yang membawa obat-obatan dan pasokan medis ke Gaza.

Pekerja bantuan dan dokter memperingatkan bahwa bantuan tersebut tidak cukup untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang semakin meningkat di Gaza.

Baca juga: Nasib Warga Palestina di Israel: Diskors dari Pekerjaan dan Sekolah

Mencari alternatif lain

Di seluruh rumah sakit di wilayah tersebut, kecerdikan sedang diuji.

Abed mengaku telah menggunakan cuka rumah tangga dari sebuah toko sebagai desinfektan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com