Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Dr. Ahmad M Ramli
Guru Besar Cyber Law & Regulasi Digital UNPAD

Guru Besar Cyber Law, Digital Policy-Regulation & Kekayaan Intelektual Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran

"Deepfake, Al-Crime", UU PDP, dan KUHP Baru

Kompas.com - 14/10/2023, 15:48 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Modus deepfake tidak hanya digunakan untuk penipuan online bermotif keuangan, tetapi juga fitnah, pencemaran nama baik, hoax dan ujaran kebencian. Deepfake akan berdampak negatif terhadap platform ekonomi digital.

Sebagaimana dilansir Washington Post (5/3/2023), dengan judul They thought loved ones were calling for help. It was an AI scam, melaporkan bahwa dengan deepfake penipu melakukan modus menyarukan identitas dan suara, sehingga korban mengira orang yang dicintai sedang meminta bantuan. Modusnya klasik, meminta korban mentrasfer uang.

Penipu menggunakan AI dalam aksinya, sehingga suaranya terdengar persis seperti anggota keluarga yang sedang dalam kesulitan.

Korban dalam wawancara dengan Washington Post mengatakan, mereka belakangan menyadari telah ditipu ribuan dollar Amerika.

Modus konservatif penipuan melalui sarana telekomunikasi sudah banyak terjadi. Penipu biasanya menelepon korban pada waktu yang paling rentan, seperti malam hari atau jelang subuh.

Kondisi korban yang baru terjaga dari tidur dan sulitnya menghubungi keluarga atau kerabat yang dijadikan obyek oleh penipu, memungkinkan modus ini bisa berjalan sesuai target.

Raef Meeuwisse, pakar AI dan penulis Artificial Intelligence for Beginners, melalui publikasinya berjudul The Biggest AI Moment Ever for Cybercrime Just Happened (24/3/2023), antara lain menyatakan, pencurian dan penggunaan ulang model AI, tidak hanya dapat dilakukan oleh penjahat dunia maya profesional dan canggih. Kejahatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat keras yang sangat kecil dan murah.

Situasi ini tentu mengkhawatirkan, karena modus penipuan yang dikira banyak orang harus dilakukan dengan instrumen mahal, justru dapat dilakukan seperti itu.

Rekayasa digital melalui teknologi telah mempermudah pelaku untuk meniru suara dan bentuk visual.

Dilansir dari laporan US Federal Trade Commission (FTC), pada 2022 lebih dari 36.000 laporan tentang penipuan dengan modus deepfake, dengan modus berpura-pura sebagai teman dan keluarga.

Menurut FTC, lebih dari 5.100 insiden terjadi melalui telepon dengan kerugian lebih dari 11 juta dollar AS.

Kembali ke Raef Meeuwisse, ia mengatakan bahwa sebagai industri tidak hanya dapat mengandalkan kebijakan dan kontrol melalui perusahaan AI besar untuk mencegah penggunaan AI yang berbahaya.

Penjahat cerdas ada di mana-mana, dapat mencuri dan menggunakan kembali AI, dengan cara yang sebelumnya diprediksi dapat dicegah. Hal ini menunjukan bahwa sistem keamanan siber skala besar dalam kasus tertentu tetap rentan dari kejahatan.

AI telah memungkinkan pelaku kejahatan mereplikasi suara dengan sampel audio hanya beberapa kalimat.

Menurut Raef Meeuwisse, didukung oleh AI, sejumlah perangkat daring murah dapat menerjemahkan file audio menjadi replika suara, penipu bisa "berbicara" apa pun dengan mengetiknya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

Tren
Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Tren
Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Tren
Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Tren
Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

Tren
Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com