Tetapi, tiba-tiba rudal Israel menyasar mobil operasional RS Indonesia yang terparkir di jalan.
Asap hitam langsung membumbung ketika kendaraan tersebut dilalap api. Abu Romzi yang berada di dekat mobil operasional dilaporkan meninggal dunia.
"Di sebelah mobil itu ada dua mobil yang terkena dampak serpihan-serpihan bom dan ada satu mobil jip biasa dan satu ambulans yang (dampak rudalnya) memecahkan kaca ambulans dan membocorkan ban depan sebelah kiri," jelas Fikri.
Baca juga: Alasan Militan Palestina Hamas Serang Israel, Korban Tewas 250 Orang
Fikri bersama relawan lainnya diminta untuk mengevakuasi diri oleh pihak RS Indonesia setelah mobil operasional dihantam rudal Israel.
Mereka akhirnya pergi ke rumah salah satu kerabat yang berjarak 15 menit dari RS Indonesia.
Namun, Fikri mengaku, tidak ada lokasi yang aman di Jalur Gaza. Masifnya serangan Israel membuat seluruh sisi Gaza terancam bahaya.
Ia menjelaskan, dirinya bersama relawan lain baru kembali ke wisma pada Minggu pagi.
Hingga Minggu malam, RS Indonesia telah menerima 66 korban tewas dan sekitar 444 orang mengalami luka-luka.
"Di antara korban luka-luka itu ada 93 yang masih menjalani rawat inap di RS Indonesia," ungkap Fikri.
Baca juga: Mengenal Siapa Itu Hamas dan Alasannya Menyerang Israel...
Fikri menyampaikan, setelah roket diluncurkan pada Sabtu pagi, Israel pun memutus pasokan listrik dan air di Jalur Gaza.
Akibat kondisi tersebut, suplai listrik di Jalur Gaza berkurang sebanyak 80 persen dan air bersih sebanyak 50 persen.
Ia mengungkapkan, selama tiga hari beraktivitas di bawah bayang-bayang serangan Israel, suara rudal yang menghujam Jalur Gaza membuat telinganya terasa sakit.
Kondisi Jalur Gaza terkini juga minim penerangan ditambah warga kesulitan mendapatkan suplai air bersih.
Beruntung, RS Indonesia masih memiliki suplai listrik yang berasal dari genset sehingga pelayanan ke korban serangan Israel dapat tetap berjalan.
"Kita di wisma satu listrik dengan RS. (Listrik) masih nyala dan ada WiFi untuk mengabarkan ke media lain. Tapi kalau di rumah warga bener-bener padam air juga sudah (tidak ada)," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.