Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Memelihara Kucing Bikin Anak Terhindar dari Batuk dan Pilek?

Kompas.com - 23/09/2023, 15:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan warganet di media sosial X atau Twitter mengaku anaknya tidak mudah sakit setelah memelihara kucing

Termasuk saat sejumlah anak lain sakit batuk pilek, anaknya terhindari dari batuk pilek. 

"Gatau ngaruh apa engga, semenjak melihara kucing malah bayi jarang batuk pilek walopun temen2nya bapil (batuk pilek) semua. Apa gara2 semenjak ada kucing anakku males main sama temen-temennya ya wkwkwk," tulis unggahan @sm4llk*****.

Dalam unggahan itu, beberapa warganet ikut berkomentar dan mengaku mengalami hal serupa.

"Anakku dr dulu kubiarin aja main tanah main hujan main kucing ayam. Emg anak yg blusukan, jd malah jarang sakit. Grounding ituu penting," ujar @mima****.

Lantas, benarkah memelihara kucing dapat mencegah penyakit seperti batuk dan pilek?

Penjelasan dokter

Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Erlang Samudero mengatakan, memelihara kucing menurutnya memiliki manfaat bagi kesehatan, terutama bagi anak-anak. 

"Debu bulu binatang merupakan alergen dan disensitisasi sejak awal kehidupan sehingga mengurangi alergi," kata Erlang, saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (22/9/2023).

Disensitisasi merupakan salah satu terapi yang menggabungkan teknik relaksasi dengan paparan terhadap pemicu fobia.

"Disensitisasi (itu) dikenalkan ke sistem imun tubuh sehingga tubuh tidak mengenali sebagai alergen," ujar dia.

Sementara itu, paparan alergen terhadap bulu kucing dinilai dapat mengurangi munculnya beberapa gejala penyakit termasuk batuk dan pilek.

"Paparan alergen sejak dini terutama pada saat kehamilan dan bayi kurang dari satu tahun pada beberapa studi menunjukkan penurunan risiko rhinitis dan asma di kemudian hari," terang Erlang.

Rhinitis adalah kondisi peradangan pada saluran hidung dengan gejala seperti hidung tersumbat, bersin-bersin, pilek, dan gatal pada hidung.

Ilustrasi kucing Scottish putih.Shutterstock/otsphoto Ilustrasi kucing Scottish putih.

Baca juga: 8 Perubahan Perilaku Kucing Peliharaan yang Perlu Diwaspadai

Kucing peliharaan cegah alergi

Erlang juga menjelaskan bahwa manfaat memelihara kucing bagi kesehatan itu diperkuat sejumlah penelitian.

Sebuah studi menunjukkan bahwa kucing peliharaan mampu mencegah risiko alergen pada bayi, balita, dan anak-anak.

"Yang dimaksud binatang peliharaan lho ya, (kalau) kucing liar kan enggak dipelihara," kata Erlang.

 

Dilansir dari New Scientist, beberapa penelitian menemukan bahwa memiliki hewan peliharaan sejak dini dapat melindungi tubuh dari alergi.

Penelitian yang dilakukan pada 1.029 anak berusia 7-8 tahun menunjukkan bahwa mereka yang tinggal setahun dengan kucing memiliki tingkat alergi 49 persen.

Namun, angka itu turun menjadi 43 persen pada bayi yang tinggal dengan satu hewan peliharaan.

Ilustrasi bermain dengan kucingShutterstock Ilustrasi bermain dengan kucing

Sementara pada anak yang tinggal dengan dua atau tiga hewan peliharaan memiliki tingkat alergi lebih rendah lagi, yakni 24 persen.

Studi lainnya melacak 249 anak sejak lahir. Setelah 8-9 tahun, tingkat alergi adalah 48 persen untuk anak-anak yang tidak terpapar hewan peliharaan di tahun pertama mereka.

Sementara pada anak yang terpapar satu hewan peliharaan tingkat alerginya adalah 35 persen.

Tingkat alergi itu turun menjadi 21 persen pada anak-anak yang pernah tinggal dengan dua hewan peliharaan atau lebih.

Baca juga: Cara Mencegah Kucing Peliharaan Kabur dari Rumah

Manfaat memelihara kucing

Terpisah, dokter spesialis anak RS Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Aisya Fikritama berpendapat bahwa manfaat memelihara kucing untuk mencegah alergi dengan gejala batuk dan pilek membutuhkan studi lebih lanjut.

"Paparan dari bulu kucing itu sebetulnya bisa melatih kekebalan tubuh bayi, tapi bisa juga menjadi alergi," kata dia kepada Kompas.com, Jumat.

"Jadi, ini masih banyak butuh penelitian sebetulnya. Karena kita tahu bahwa alergi pada bulu kucing itu bisa terjadi pada sebagian orang," imbuhnya.

Kendati demikian, Aisya tak menampik bahwa memelihara kucing dapat memberikan sejumlah manfaat, antara lain mengurangi kecemasan, mengurangi perasaan kecemasan negatif lainnya, dan menghilangkan kesepian dan saat depresi.

"Selain meningkatkan kemampuan bersosialisasi, memelihara kucing ternyata juga mempengaruhi hubungan dengan orang lain termasuk pasangannya," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com