Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Penyebab Sakit Kepala Bagian Belakang, Termasuk Postur Tubuh yang Salah

Kompas.com - 17/09/2023, 06:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Turut memberi tekanan pada saraf di area tersebut, kondisi ini memicu sakit kepala tegang dan nyeri di bagian belakang kepala.

Guna mengatasinya, cobalah biasakan untuk duduk atau berdiri dengan tegak. Obat pereda nyeri yang dijual bebas juga dapat membantu meredakan jenis sakit kepala ini.

Baca juga: 4 Efek Samping Taoge jika Dikonsumsi Keliru, Bisa Picu Keracunan

3. Tekanan intrakranial

Low-pressure headache atau tekanan intrakranial adalah sakit kepala tekanan rendah karena adanya kebocoran cairan tulang belakang pada bantalan leher atau punggung.

Dilansir dari Very Well Health, kebocoran cairan menyebabkan penurunan tekanan secara tiba-tiba, sehingga memicu sakit kepala parah di kedua sisi belakang kepala.

Gejala sakit kepala akibat masalah kesehatan ini, termasuk:

  • Leher kaku
  • Telinga berdenging
  • Pusing
  • Penglihatan ganda atau kabur.

Sakit kepala tekanan rendah umumnya akan terasa saat duduk atau berdiri, serta memburuk saat batuk, bersin, atau berolahraga.

Namun, sakit kepala jenis ini biasanya akan hilang dalam waktu 20 hingga 30 menit setelah berbaring.

4. Sakit kepala servikogenik

Sakit kepala servikogenik, salah satu penyebab sakit kepala bagian belakang.Shutterstock/Dmytro Zinkevych Sakit kepala servikogenik, salah satu penyebab sakit kepala bagian belakang.

Sakit kepala servikogenik atau cervicogenic headache adalah salah satu penyebab sakit kepala bagian belakang selanjutnya, seperti menurut Medical News Today.

Sebenarnya, sakit kepala servikogenik berasal dari leher yang menjalar ke kepala bagian belakang.

Termasuk nyeri sekunder, kondisi ini merupakan tanda masalah medis lain, seperti tumor, patah tulang, infeksi, atau artritis reumatoid.

Sementara itu, beberapa kondisi yang menjadi gejala sakit kepala jenis ini adalah:

  • Rasa sakit di sekitar mata dan masalah penglihatan
  • Nyeri di leher atau salah satu sisi bahu maupun lengan
  • Sakit kepala saat melakukan gerakan tertentu
  • Mual
  • Sensitif terhadap cahaya atau suara bising.

Seseorang yang mengalami gejala di atas dapat mendatangi dokter agar mendapat diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Baca juga: Jarang Diketahui, Ini 4 Efek Samping Buncis bagi Kesehatan

5. Neuralgia oksipital

Sakit kepala di bagian belakang dapat juga terjadi karena neuralgia oksipital, suatu kondisi ketika saraf yang membentang dari sumsum tulang belakang hingga kulit kepala mengalami peradangan.

Seseorang yang mengalami sakit kepala jenis ini akan merasakan nyeri tajam dan berdenyut yang dimulai dari pangkal kepala di leher hingga kulit kepala.

Beberapa gejalanya meliputi:

  • Rasa sakit yang terasa di belakang mata
  • Sensasi tusukan tajam seperti tersengat listrik di leher dan belakang kepala
  • Sensitif terhadap cahaya
  • Nyeri saat menggerakkan leher.

Neuralgia oksipital dapat diobati melalui kombinasi terapi dan konsumsi obat, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), terapi fisik, pijat, dan obat pelemas otot yang diresepkan dokter.

Namun, untuk kasus yang parah, dokter mungkin menyuntikkan anestesi lokal di area saraf oksipital untuk meredakan nyeri dengan cepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com