KOMPAS.com - Ilmuwan Amerika Serikat (AS) menemukan spesimen misterius, yakni sebuah benda berwarna emas dan berlubang di dasar laut lepas pantai Alaska pada Rabu (30/8/2023).
Benda halus dengan lubang yang menarik pada bagian tengahnya itu ditemukan di kedalaman sekitar dua mil oleh kapal selam penjelajah yang dikendalikan dari jarak jauh.
Penyelaman ini merupakan bagian dari ekspedisi di Teluk Alaska untuk mengeksplorasi habitat laut dalam.
National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) mengungkapkan, para ahli tidak yakin apa sebenarnya benda itu. Namun,benda tersebut diduga merupakan sisa-sisa cangkang telur atau spons laut.
Para peneliti sedang melakukan tes dan analisis DNA untuk mencari tahu apa benda mengkilap yang menurut NOAA terasa seperti "jaringan kulit", menurut laporan The Guardian, Kamis (7/9/2023).
Baca juga: Peneliti Temukan Gunung Berapi Kuno Bawah Laut, Tertutup Banyak Telur Raksasa
Salah satu videografer yang membantu mendokumentasikan penyelaman tersebut menyebutkan bahwa benda itu sebagai "topi kuning", dikutip dari CBS News, Jumat (8/9/2023).
Benda itu memiliki diameter lebih dari 10 cm dan memiliki sobekan kecil di dekat pangkalnya.
Ketika kamera diperbesar, para ilmuwan bingung untuk mengidentifikasinya.
Awalnya, mereka menduga benda tersebut adalah spons yang menempel, karang, hingga cangkang telur.
"Memunculkan citra yang hampir seperti dongeng, spesimen tersebut kemudian dijuluki sebagai 'bola emas' dan bahkan 'telur emas'," ungkap NOAA.
Setelah ditemukannya benda aneh mirip dengan telur tersebut, beredar berbagai teori di media sosial, termasuk teori bahwa itu adalah telur alien.
"Meskipun kami berhasil mengumpulkan 'bola emas' dan membawanya ke kapal, kami masih belum dapat mengidentifikasinya selain fakta bahwa benda itu berasal dari biologis," kata NOAA.
Menurut koordinator Eksplorasi Laut NOAA, Sam Candio, masih belum jelas apakah kubah emas itu terkait dengan spesies yang sudah dikenal, spesies baru, atau mewakili tahap kehidupan yang belum diketahui dari spesies yang sudah ada,
"Spesies baru memiliki potensi untuk mengungkap sumber baru untuk terapi medis dan vaksin, makanan, energi, serta manfaat dan pengetahuan masyarakat lainnya," kata Candio, dilansir dari NOAA Ocean Exploration.
"Secara kolektif, data dan informasi yang dikumpulkan selama ekspedisi ini akan membantu kita menutup kesenjangan dalam pemahaman kita tentang bagian planet ini, sehingga kita dapat mengelola dan melindunginya dengan lebih baik," lanjutnya.
Baca juga: Penemuan Sampan Suku Maya di Goa Meksiko, Bisa Jadi Tanda Gerbang Dunia Bawah