Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar Video Cara Lepas Baju yang Berbahaya bagi Bahu Anak, Ini Kata Dokter

Kompas.com - 04/09/2023, 16:15 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan video yang memperlihatkan cara melepas baju yang dinilai berbahaya bagi bahu anak, viral di media sosial.

Unggahan tersebut tayang di beberapa akun, seperti akun X ini dan akun TikTok Ini.

Dalam unggahannya, tampak seorang ibu sedang memeragakan cara melepas baju yang menurutnya aman bagi bahu anak.

Melepas baju dengan cara mengangkat tangan dinilai berbahaya bagi bahu. Sementara melepas baju dengan cara menekuk tangan ke bawah melalui lubang lengan dinilai aman.

"Baru paham ternyata ada resikonya," ujar pengunggah.

Hingga Senin (4/9/2023), unggahan soal cara melepas baju yang dinilai berbahaya bagi bahu anak sudah ditayangkan sebanyak 262.400 kali.

Lantas, benarkah hal tersebut?

Baca juga: 5 Kalimat yang Tidak Boleh Diucapkan Orangtua kepada Anak, Apa Saja?

Penjelasan dokter spesialis anak

Dokter spesialis anak RS Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Aisya Fikritama angkat bicara soal video bernarasi cara melepas baju yang dinilai berbahaya bagi bahu anak tersebut.

Ia mengatakan, konten tersebut merupakan informasi tidak benar yang hanya membuat ibu menjadi takut.

"Nah, kalau ditanya itu videonya, enggak masalah ya. Hanya berita hoax," ujar Aisya kepada Kompas.com, Minggu (3/9/2023).

Aisya menjelaskan, tidak ada yang keliru dengan melepas baju dari anak dengan cara mengangkat tangan si buah hati.

Menurutnya, gerakan seperti itu tidak lantas menyebabkan dislokasi pada bahu.

Pasalnya, persendian pada manusia mempunyai tingkat keeratan sehingga tidak murah rapuh.

"Persendian manusia itu tidak mudah lepas begitu saja, ada engselnya. Jadi enggak masalah untuk bisa menjadi dislokasi bahu," ujar Aisya.

"Tidak semudah itu," tandasnya.

Baca juga: Kebutuhan Tidur Anak Berdasarkan Usianya, Orang Tua Wajib Tahu

Penyebab dislokasi bahu

Lebih lanjut, Aisya menjelaskan, bahu kemungkinan mengalami dislokasi apabila terjadi suatu cedera sebelumnya.

Hal tersebut menyebabkan instabilitas atau kelonggaran sendi, seperti orang yang tulangnya over fleksibel.

"Atau misalnya saat bayi atau saat persalinan bayi tersebut lahir posisi sungsang, kemudian oleh manuver, persendiannya ditarik, gitu," jelas Aisya.

Di sisi lain, ia juga menyoroti foto yang ditampilkan pengunggah dalam videonya.

Aisya menilai, foto yang ditampilkan memang sudah terjadi dislokasi sendi glenohumeral.

Baca juga: Berapa Jumlah Tulang yang Ada di Tubuh Manusia? Berikut Penjelasannya

Soal tulang manusia, Aisya menjelaskan manusia mempunyai jenis tulang yang rawan dan kuat.

Pada tulang anak-anak, mereka masih memiliki perekat yang tinggi. Khusus untuk bayi, jumlah tulang mereka setelah lahir berjumlah 300.

Namun, jumlah tulang tersebut berkurang jumlahnya menjadi 206 karena penyusutan ketika manusia bertambah dewasa.

"Pada saat lahir bayi memiliki 300 tulang dan elemen tulang rawan tulang," jelas Aisya.

"Tulang tersebut akhirnya akan melebur bersama salah satu 5 tulang yang berbeda yang ada di tengkorak," pungkasnya.

Baca juga: Viral, Video Ribuan Kutu Bersarang di Rambut Anak Perempuan, Ini Kata Dokter

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com