Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kafein Memicu atau Mengobati Sakit Kepala?

Kompas.com - 30/08/2023, 13:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Biasanya, adenosin, sebuah blok bangunan dalam molekul sepupu DNA, RNA, dan bahan bakar kimia utama yang digunakan oleh sel-sel tubuh, berikatan dengan reseptor-reseptor ini, tetapi diblokir oleh kafein yang tertelan.

Dengan mengambil tempat yang biasanya ditempati oleh adenosin, kafein memblokir efek molekul tersebut. Sementara adenosin memperlambat aktivitas saraf, kafein meningkatkannya.

Adenosin meningkatkan aliran darah dan menyebabkan pembuluh darah melebar, sementara kafein menyempitkannya. Karena beberapa sakit kepala sebagian disebabkan oleh vasodilatasi di kepala, peran kafein sebagai vasokonstriktor dapat menjelaskan sebagian efeknya.

Kendati demikian, adenosin juga memainkan peran yang kompleks dalam transmisi rasa sakit, terkadang memadamkan sinyal rasa sakit dan terkadang meningkatkannya. Sehingga kafein juga dapat meredakan sakit kepala dengan mengacaukan sinyal ini.

Studi juga menunjukkan bahwa ketika dikonsumsi bersama kafein, pereda nyeri seperti acetaminophen diserap lebih cepat dan efeknya dapat bertahan lebih lama.

Namun, kemampuan kafein untuk menghilangkan rasa sakit sangat bervariasi tergantung pada seberapa banyak orang biasanya mengonsumsi, menurut Stanford Health Care.

Orang mengembangkan toleransi dengan seringnya menggunakan kafein dan kemudian dapat menjadi tergantung pada efek kafein. Hal ini meminimalkan efek pereda sakit kepala.

Baca juga: 6 Kepribadian Berdasarkan Jenis Seduhan Kopi yang Disukai, Apa Saja?

Kafein menyebabkan sakit kepala

Di sisi lain, kafein juga dapat menyebabkan sakit kepala, baik ketika seseorang mengonsumsi lebih sedikit dari biasanya maupun ketika mereka mengonsumsi terlalu banyak.

1. Terlalu sedikit konsumsi kafein bisa memicu sakit kepala

Dalam kasus yang pertama, sakit kepala dapat terjadi karena penggunaan sehari-hari, di mana kafein mulai mengubah struktur otak.

"Ketika reseptor Anda terpapar secara kronis (terhadap kafein), maka otak Anda tidak akan berfungsi secara normal kecuali jika ada kafein," kata Lipton.

Studi menunjukkan bahwa konsumsi kafein secara teratur meningkatkan jumlah reseptor adenosin di otak seseorang dan membuatnya menjadi lebih sensitif terhadap efek adenosin.

Sakit kepala akibat penarikan terjadi karena tubuh menjadi terbiasa dengan vasokonstriksi yang muncul akibat kafein setiap hari. Tanpanya, pembuluh darah tiba-tiba membengkak dan itulah yang dapat menyebabkan sakit kepala.

2. Terlalu banyak konsumsi kafein dapat memicu sakit kepala

Selain karena terlalu sedikit mengonsumsi kafein, ternyata jumlah kafein yang terlalu banyak juga dapat memicu sakit kepala bagi sebagian orang.

Sakit kepala adalah salah satu dari sekian banyak efek samping dari overdosis kafein. Untuk beberapa pasien migrain, kafein benar-benar dapat memicu sakit kepala yang hebat.

Alasan mengapa kafein yang berlebihan menyebabkan sakit kepala masih belum jelas.

Food and Drug Administration (FDA) mengatakan bahwa orang dewasa yang sehat harus membatasi asupan kafein mereka hingga 400 miligram atau setara dengan empat atau lima cangkir kopi per hari.

Namun penting untuk dicatat bahwa sensitivitas individu terhadap kafein bisa berbeda-beda.

Kafein dapat meningkatkan suasana hati dan meningkatkan produktivitas, dan terkadang menghentikan rasa sakit. Akan tetapi, penggunaan yang berlebihan dan ketergantungan yang berlebihan adalah jalan cepat menuju sakit kepala yang berdenyut.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Tren
12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

Tren
Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Tren
Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Tren
Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Tren
Kata 'Duit' Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Kata "Duit" Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Tren
Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Tren
Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Tren
Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tren
Berlaku mulai 1 Juni 2024, Ini Cara Beli Elpiji 3 Kg Menggunakan KTP

Berlaku mulai 1 Juni 2024, Ini Cara Beli Elpiji 3 Kg Menggunakan KTP

Tren
Inilah Alasan Harga BBM dan Tarif Listrik Juni Masih Sama dengan Mei 2024

Inilah Alasan Harga BBM dan Tarif Listrik Juni Masih Sama dengan Mei 2024

Tren
Hiu Paus Gorontalo Menghilang karena Takut Orca, Apakah Akan Kembali?

Hiu Paus Gorontalo Menghilang karena Takut Orca, Apakah Akan Kembali?

Tren
Resmi, Jadwal dan Tarif LRT Jabodebek Selama Juni 2024

Resmi, Jadwal dan Tarif LRT Jabodebek Selama Juni 2024

Tren
Teh Bunga Telang untuk Menurunkan Berat Badan, Berapa Takaran Per Hari?

Teh Bunga Telang untuk Menurunkan Berat Badan, Berapa Takaran Per Hari?

Tren
Sempat Menjadi Satu Kesatuan, Mengapa Korea Pecah Menjadi Dua Negara?

Sempat Menjadi Satu Kesatuan, Mengapa Korea Pecah Menjadi Dua Negara?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com