“Terjadi karena lintasan orbit bulan mengelilingi Bumi tidak bulat sempurna, agak elips atau lonjong,” jelasnya.
Bulan purnama imbuhnya, terjadi ketika posisi Bulan tepat berseberangan dengan Matahari dan Bumi berada di tengahnya.
“Kemudian membuat seluruh permukaan Bulan yang menghadap Bumi akan memantulkan sinar Matahari,” terangnya.
Sehingga, Bulan akan terlihat lebih dekat, lebih terang, dan lebih besar saat supermoon.
Baca juga: Ramai soal Bintang di Atas Bulan Sabit Disebut Muncul 100 Tahun Sekali, Ini Penjelasan BRIN
Dikutip dari Space, Bulan diketahui memiliki jarak rata-rata sejauh 238 ribu mil atau 382.900 km dari Bumi.
Namun apogee (posisi terjauh) dan perigee (posisi terdekat) Bulan berubah-ubah karena orbitnya yang berbentuk elips.
“Alasan utama mengapa orbit Bulan bukan lingkaran sempurna (elips) adalah karena ada banyak gaya pasang surut atau gravitasi yang menarik Bulan,” ucap ilmuwan NASA Noah Petro.
Petro menambahkan, gravitasi Bumi, Matahari, dan planet lain juga berpengaruh terhadap orbit Bulan.
“Anda memiliki semua gaya gravitasi berbeda yang menarik dan mendorong Bulan, yang memberi kita kesempatan untuk melewati jarak dekat ini,” tuturnya.
Baca juga: Daftar Negara yang Pernah Mendarat di Bulan, Terbaru India
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.