Sehingga saat seseorang menggerakan sendi pada posisi tertentu kemudian mengeluarkan suara, itu hanya dikarenakan gelembung udara yang pecah.
“Jadi meregangkan sendi dan membuat suara pada sendi adalah hal biasa, tidak mempercepat kerusakan sendi/pengapuran,” tuturnya.
Menurutnya, hal yang bisa mempercepat kerusakan sendi adalah dengan membebankan sendi secara berlebihan dalam jangka waktu lama.
“Tapi, kalau suara kretek-kretek terus menerus saat sendi digerakkan bisa mengindikasikan suatu kondisi pengapuran sendi/penyakit pada tendon/otot (snapping),” ucapnya.
“Apalagi bila dibarengi rasa nyeri. Pada kondisi ini sebaiknya diperiksa untuk evaluasi apakah ada penyakit tertentu,” tambahnya.
Baca juga: Bahaya Prank Tarik Kursi yang Bisa Bikin Tulang Ekor Patah dan Lumpuh
Asa menerangkan, anggapan bahwa sering masturbasi bisa membuat lutut atau dengkul menjadi kopong atau kosong adalah mitos.
“Mau masturbasi sesering apapun tidak akan membuat lutut kenapa-kenapa. Tidak akan ada perubahan struktur lutut, cairan sendi gak akan habis, isinya gak akan jadi udara apalagi kopong,” terangnya.
Membawa tas yang berat bisa menyebabkan tulang belakang bengkok juga merupakan mitos yang salah.
“Penyebab tulang belakang bengkok itu multifaktorial (keturunan, hormonal, genetik, dan sebagainya),” jelasnya.
Baca juga: Alami Nyeri Lutut Saat Bangun Tidur? Kenali Penyebabnya
Jika hanya bergejala sakit pada sendi, itu bukanlah sebagai tanda bahwa asam urat sedang tinggi. Sehingga, perlu diperhatikan gejala lainnya.
“Biasanya asam urat tinggi mengendap di dalam sendi (paling sering sendi jari kaki) dengan gejala sendi bengkak, merah, dan sangat nyeri saat aktivitas maupun istirahat,” ungkapnya.
“Jadi, kalau lutut/orangtua Anda sakit, tapi tidak bengkak, merah, membaik dengan istirahat kalau aktivitas berat baru sakit, kemungkinan besar bukan suatu kasus asam urat pada sendi,” tambahnya.
Baca juga: Benarkah Mandi Malam Hari Menyebabkan Rematik? Begini Penjelasan Dokter
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.