Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Letusan Gunung Krakatau 140 Tahun yang Lalu, Memicu Tsunami Besar dan Mengubah Cuaca Dunia

Kompas.com - 27/08/2023, 07:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Hari ini 140 tahun lalu, atau tepatnya 27 Agustus 1883, Gunung Krakatau di Pulau Rakata, perairan Selat Sunda, meletus hebat.

Dikutip dari History, letusan saat itu merupakan yang terkuat dalam sejarah dengan level 6 skala Volcanic Explosivity Index (VEI) dengan kekuatan 200 megaton TNT.

Sebagai perbandingan, bom yang menghancurkan kota Hiroshima, Jepang pada 1945 memiliki kekuatan 20 kiloton

Diketahui pada saat itu, Krakatau terdiri dari tiga puncak, yakni Perboewatan yang berada paling utara dan teraktif, Danan di tengah, dan Rakata yang terbesar.

Baca juga: Peneliti Temukan Gunung Berapi Kuno Bawah Laut, Tertutup Banyak Telur Raksasa

Sudah menunjukkan aktivitas vulkanik

Sebelum meletus hebat, Krakatau sudah menunjukkan aktivitas erupsi pertama setelah lebih dari 200 tahun, yaitu pada Mei 1883.

Saat itu, masyarakat di sekitar barat Jawa dan selatan Sumatera merasakan getaran dan mendengar ledakan.

Sebuah kapal perang Jerman yang melintas saat itu melaporkan, terdapat awan dan debu yang membumbung setinggi 9,5 km di atas Krakatau.

Dua bulan setelah laporan tersebut, letusan serupa disaksikan oleh kapal komersial serta penduduk Jawa dan Sumatera.

Namun, justru disambut gembira oleh penduduk karena minimnya pengetahuan terkait kebencanaan.

Baca juga: Penjelasan PVMBG soal Kabar Sinar Api Diam di Gunung Arjuno-Welirang

Memicu tsunami besar

Dilansir dari Kompas.com (27/8/2022), hingga pada 26 Agustus 1883 sore hari, kegembiraan itu lenyap seiring ledakan dahsyat dari Gunung Krakatau.

Begitu dahsyatnya letusan ini, sampai terdengar di Australia Tengah yang berjarak 3.300 km dari titik ledakan dan Pulau Rodriguez di Samudera Hindia yang berjarak 4.500 km.

Esoknya pada 27 Agustus 1883, ledakan dahsyat kembali terjadi yang mengakibatkan dua pertiga pulau di bagian utara hancur.

Runtuhnya pulau tersebut kemudian memicu tsunami besar yang melanda wilayah sekitarnya.

Tercatat, ada sekitar 35.500 korban meninggal dunia yang 31.000 antaranya karena tsunami yang terjadi setelah materi letusan gunung mengalir deras ke laut.

Selain itu, sebanyak 4.500 orang hangus akibat aliran piroklastik yang menerjang permukiman setelah bergulir di atas permukaan laut.

Baca juga: Mengenal Fujisan Hongu Sengen Taisha Sang Pemilik Puncak Gunung Fuji Jepang

Halaman:

Terkini Lainnya

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Tren
Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa 'Kerja' untuk Bayar Kerugian

Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa "Kerja" untuk Bayar Kerugian

Tren
Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Tren
4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Tren
Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Tren
Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Tren
Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Tren
Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Tren
Ilmuwan Pecahkan Misteri 'Kutukan Firaun' yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Ilmuwan Pecahkan Misteri "Kutukan Firaun" yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Tren
3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com