Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Pelihara Ikan di Bak Mandi, Apakah Aman?

Kompas.com - 24/08/2023, 14:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah video yang menampilkan ikan dipelihara di bak kamar mandi ramai di media sosial.

Video tersebut dibagikan oleh pengguna akun TikTok @kukuhkura, Selasa (27/6/2023).

Dalam videonya, pengunggah menunjukkan sejumlah ikan yang dipelihara di bak mandi. Padahal, kamar mandi tersebut tampak masih digunakan.

Hal itu terlihat dari air keran yang mengalir dan ember yang dipakai.

"Numpang ke kamar mandi ternyata ada peliharaan," tulisnya.

Warganet lain lantas memberikan komentar terhadap video tersebut. Mereka menyatakan juga memiliki ikan di bak kamar mandinya.

"Masih mending itu cuma ikan hias, di rumahku bak kamar mndi di kasih suami ikan cana , anjirrr hampir setiap hati tanganku kena," tulis akun @shaqueena******.

"Bak kamar mandi ku di isi glow fish sma suami," ujar pemilik akun @essawidya*****.

"Ikan sapu" bagus buat bersihin lumut," kata akun @bange***.

"Ikan dibak mandi bisa mencegah jentik yg akan menjadi nyamuk," komen @werfa***.


Hingga Kamis (24/8/2023), video tersebut telah tayang sebanyak 3,3 juta kali, disukai 58.200 pengguna TikTok, dan mendapatkan 2.537 komentar.

Lantas, amankah memelihara ikan di bak kamar mandi?

Baca juga: Ikan Mujair Disebut Perlu Dihindari karena Bahayanya Ancam Satu Keluarga, Benarkah?

Air di bak mandi tidak baik untuk ikan

Peneliti ikan air tawar dari Pusat Penelitian Biologi (P2B) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Haryono mengatakan, ada orang yang memelihara ikan di bak kamar mandinya dengan tujuan tertentu. Misalnya, memberantas jentik-jentik nyamuk.

Namun, menggunakan bak mandi untuk memelihara ikan justru tidak baik untuk kesehatan ikan tersebut.

"Memelihara ikan di bak mandi sebenarnya kurang bagus," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (24/8/2023).

Menurut Haryono, air bak mandi biasanya berasal dari sumur atau aliran Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Kedua sumber air ini sama-sama berisiko bagi ikan.

Ia menjelaskan, air dari PDAM mengandung kaporit. Sementara air sumur kurang nutrien bagi ikan. Jika digunakan untuk memelihara ikan, itu tidak sehat bahkan berisiko membuat ikan mati.

Untuk bisa memelihara ikan dalam kondisi tersebut, Haryono menyebut perlu ada pengolahan ar terlebih dahulu. Sebagai contoh, air harus ditampung selama 1-2 hari dan diperkaya oksigen sebelum diberi ikan.

"Kalau tujuan untuk berantas jentik nyamuk bisa pakai ikan, tapi sebaiknya jangan di bak mandi," tegasnya.

Haryono menambahkan, air di bak mandi juga akan kotor karena ada kotoran dan lendir jika digunakan untuk memelihara ikan. Padahal, manusia perlu air yang bersih dan steril.

"Kecuali untuk pemeliharaan dengan status darurat atau sementara (bisa dipelihara di bak mandi). Jika permanen maka tidak sehat, baik ikan mau untuk orangnya," lanjut dia.

Karena itu, Haryono menganjurkan agar melakukan pengurasan dan pembersihan bak mandi secara rutin setiap 2-3 hari daripada memelihara ikan.

Baca juga: Ikan Marlin yang Terdampar di Pantai Ditakuti dan Tak Ada yang Berani Menyentuh, Ini Kata Pakar

Risiko bagi kulit

Ilustrasi alergi pada kulit. Ilustrasi alergi pada kulit.
Dokter spesialis kulit dan kelamin Skin & Beauty Center Jakarta Titi Moertolo mengungkapkan, air dari bak mandi yang digunakan untuk memelihara ikan ternyata kurang baik bagi kulit.

"Kurang bagus ya. Kan ikannya bukan cuma makan, tapi juga mengeluarkan kotoran," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (22/8/2023).

Selain karena kotorannya, air bekas pelihara ikan juga amis.

Menurut Titi, penggunaan air yang tidak bersih tersebut berisiko menyebabkan gangguan pada kulit.

"Kemungkinan alergi juga harus dipertimbangkan," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com