Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Penjarahan Saat Korban Terkena Musibah, Apa yang Terjadi?

Kompas.com - 24/08/2023, 08:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial baru-baru ini diramaikan dengan video penjarahan truk bermuatan susu "Bear Brand" usai kecelakaan.

Dalam video yang beredar, tampak warga yang sudah membawa wadah berbondong-bondong mendatangi truk dan mengambil susu dalam jumlah banyak.

Kejadian itu diketahui berlokasi di Kecamatan Lohbener, Indramayu, Jawa Barat pada Senin (21/8/2023).

Baca juga: [KLARIFIKASI] Video Disebut Aksi Penjarahan di Thamrin City Jakarta

Dikutip dari Kompas.com, Selasa (22/8/2023), truk yang mengangkut susu Bear Brand tersebut menabrak trotoar dan terguling lantaran menghindari sepeda motor yang akan berbelok.

Produk susu yang dibawa truk tersebut adalah produk susu segar siap jual dengan masa kedaluwarsa November 2024.

Bukan kali ini saja, insiden penjarahan sebelumnya juga pernah terjadi di Sintang, Kalimantan Barat pada pertengahan bulan lalu.

Baca juga: Viral, Video Warga di Ponorogo Ramai-ramai Ambil Bawang dari Truk yang Melintas, Bagaimana Ceritanya?

Sekelompok pemulung menjarah dan mengais barang sisa kebakaran di kawasan Pasar Sungai Durian.

Sang pemilik tokoh pun berteriak histeris dan meminta agar mereka berhenti memunguti barang-barang tokonya.

Lantas, mengapa kerap terjadi penjarahan di tengah musibah menimpa korban?

Baca juga: Mencampur Kopi Instan dan Susu, Sehatkah bagi Tubuh?

Masyarakat transisi

Sosiolog Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta Drajat Tri Kartono mengatakan, penjarahan ini bisa terjadi karena beberapa kondisi.

Pertama, penjarahan ini biasanya terjadi pada kelompok-kelompok masyarakat yang berada pada transisi.

Pada masyarakat transisi, mereka biasanya mengalami pergeseran yang belum tuntas.

"Biasanya di dalam masa-masa transisi itu nilai dan norma-norma hidup mengalami kecenderungan untuk anomi," kata Drajat kepada Kompas.com, Rabu (23/8/2023).

Menurutnya, anomi merupakan kondisi ketika nilai dan norma-norma dalam masyarakat masih ada, tetapi tidak terlalu dipatuhi.

Hal ini terjadi karena mereka melihat adanya perilaku-perilaku sejenis yang dibiarkan, meski tidak sesuai dengan norma.

Baca juga: Videonya Viral, Begini Nasib Pemulung yang Jarah Barang Sisa Kebakaran di Sintang

Halaman:

Terkini Lainnya

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com