Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Dirgahayu Indonesia!

Kompas.com - 17/08/2023, 19:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TAK terasa Indonesia telah 78 tahun merdeka. Saya merasa bahagia dan bangga maka bersyukur menjadi seorang insan warga Indonesia yang beruntung dapat menikmati nikmatnya kemerdekaan Indonesia.

Namun, masih banyak sesama warga Indonesia yang belum seberuntung saya karena sila ke lima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial untuk Seluruh Rakyat Indonesia masih belum terwujud menjadi kenyataan.

Untuk sementara ini keadilan sosial baru terwujud untuk sebagian rakyat Indonesia saja.

Terutama di bidang pendidikan, UUD 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2 tentang setiap warga berhak mendapat pendidikan dan pemerintah wajib membiayainya memang hadir di atas kertas secara nyata hitam di atas putih, sayang pada kenyataan masih terbatas merupakan cita-cita yang belum kunjung terwujud.

Fakta pada kenyataan membuktikan bahwa warga miskin masih dibebani biaya pendidikan bersifat tidak wajib mulai dari biaya seragam sekolah, buku, studi wisata sampai biaya wisuda yang apabila tidak dibayar maka ijazah siswa disandera sekolah.

Tidak sedikit orangtua murid yang sudah miskin malah makin miskin akibat terpaksa terlibat hutang dengan beban bunga fantastis demi mampu membayar biaya-biaya yang sebenarnya sama sekali tidak sesuai dengan makna luhur yang terkandung di dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2.

Alasan klasik dan klise bahwa pemerintah tidak mampu membiayai pendidikan sesuai yang diamanatkan oleh UUD 1945 pasal 31 ayat 2 pada hakikatnya tidak relevan mengingat kini Indonesia sudah masuk kelompok negara-negara berpotensi ekonomi unggul, bahkan telah berperan sebagai tuan rumah KTT G-20.

Jika Kuba, Korut, Bhutan, UAE, Qatar mampu menggratiskan pendidikan bagi rakyat mereka, maka layak diyakini bahwa pasti Indonesia juga mampu. Kalau mau. Jika tidak mampu berarti sekadar tidak mau.

Maka besar harapan kita semua bahwa dalam tempo yang sesingkat-singkatnya dengan cara seksama, pemerintah Republik Indonesia segera mewujudkan Keadilan Sosial untuk Seluruh Rakyat Indonesia menjadi kenyataan dengan benar-benar nyata menggratiskan pendidikan terutama bagi wong cilik.

Indonesia Tanah Air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Tetap dipuja-puja bangsa

DIRGAHAYU INDONESIA!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com