Bahkan AI bisa menampilkan dirinya sebagai seorang mentor yang bisa mendemonstrasikan sesuai dari keinginan siswa. Kemampuan AI mempersonalisasikan proses pembelajaran bisa sangat menarik bagi siswa.
Maka berdasarkan penjelasan di atas, dalam beberapa waktu ke depan bisa jadi generasi-generasi muda yang selama ini melakukan mobilitas vertikal secara sosial budaya melalui institusi pendidikan, yang di dalamnya ada entitas guru, menjadi tidak diperlukan lagi.
Bisa jadi generasi ini hanya akan daftar ke institusi atau lembaga pendidikan agar secara formal dia bisa tercatat sebagai siswa saja. Sementara proses pembelajaran yang dilakukan olehnya cukup belajar bersama AI.
Terlebih lagi sistem pendidikan sekarang basisnya adalah di mana seseorang akan diukur sebagai pelajar dan mendapatkan pelajaran tidak cukup pada nilai-nilai yang tertera pada lembaran seperti raport.
Seseorang akan dianggap memiliki kecakapan dan skill ketika dia mampu dengan baik mentransformasikan keahliannya di depan orang lain atau di depan user.
Sehingga dari situ kemudian dia bisa melakukan mobilitas vertikal dengan pengetahuan dan kecakapan yang dimilikinya.
Lalu apakah fungsi dan guru masih diperlukan dalam konteks ini? Tentu saja apa yang dijelaskan di atas, sebagian masih berupa potensi.
Jika saja para guru tidak memiliki kemauan meningkatkan kapasitas dan ilmu pengetahuannya, serta memiliki kecermatan membaca zaman, maka bisa jadi ke depan “Generasi tanpa Guru” akan semakin bertumbuh besar dan akhirnya dominan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.