Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Effendi Simbolon Dipanggil PDI-P Sebut Prabowo Cocok Jadi "Nakhoda" RI, Ini Deretan Kontroversinya

Kompas.com - 10/07/2023, 19:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Politisi PDI-P Effendi Simbolon dipanggil Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P, Senin (10/7/2023).

Pemanggilan ini dilakukan karena Effendi disebut-sebut melontarkan pernyataan bahwa Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto merupakan sosok yang tepat menjadi nakhoda RI.

Padahal diketahui, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sudah menetapkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres).

Sebelumnya diberitakan, pernyataan itu disampaikan Effendi ketika menghadiri Rakernas Punguan Simbolon dohot Indonesia (PSBI) di Hotel Aryaduta, Menteng, Jakarta Pusat pada Jumat (7/7/2023).

Effendi Simbolon bukan kali ini saja mendapat sorotan, sebelumnya dia juga kerap disorot karena sejumlah kontroversinya. Berikut beberapa di antaranya: 

Baca juga: Bantah Effendi Simbolon Pindah Partai, Sekjen PDI-P: Sekali Merah, Tetap Merah

Sebut DPR seperti PNS

Pada 2021, nama Effendi sempat mendapat sorotan setelah menyebut anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) seperti pegawai negeri sipil (PNS).

Menurut Efendi saat itu, banyak politisi yang terpilih sebagai anggota dewan tidak bekerja layaknya politisi, melainkan layaknya seorang pencari kerja seperti pegawai negeri sipil (PNS) atau birokrat.

"Lihat saja rata-rata di Senayan itu kan, anggota DPR-nya kan kayak pegawai negeri. Mana ada suara rakyat sekarang di DPR itu. Orang akhirnya kayak ngantor diabsen, pulang diabsen," ujarnya, dikutip dari pemberitaan Kompas.com (27/3/2021).

Menurutnya anggota dewan memiliki tugas penting sebagai wakil rakyat yaitu memperjuangkan aspirasi rakyat.

Untuk itu, ia mengingatkan kepada semua anggota dewan agar tidak bersikap pragmatis, sehingga menimbulkan persepsi bahwa DPR bukan mewakili rakyat.

Baca juga: Sekjen PDI-P Sebut soal Sanksi Effendi Simbolon Akan Dibahas di Rapat DPP Selanjutnya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com