Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kubah Lava Gunung Merapi Berubah, Apa Dampaknya?

Kompas.com - 10/07/2023, 13:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan, morfologi kubah lava Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami perubahan.

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan, kubah barat daya mengalami sedikit perubahan akibat aktivitas guguran lava dan awan panas guguran.

"Sedangkan untuk kubah tengah tidak teramati perubahan yang signifikan," kata Agus, saat dihubungi Kompas.com, Senin (10/7/2023).

Baca juga: Pertama dalam Sejarah, Merapi Punya Dua Kubah Lava Aktif pada Satu Periode Erupsi


Dampak kubah lava Gunung Merapi

Agus menjelaskan, kubah Merapi bagian barat daya selalu berubah karena menjadi tempat keluarnya magma dan sumber guguran lava.

Perubahan tersebut, menurut dia, teramati berdasarkan analisis morfologi pada kubah lava dari stasiun kamera Merbabu, Deles 5, serta Babadan periode 30 Juni-6 Juli 2023.

Merujuk foto udara pada 24 Juni 2023, volume kubah barat daya Merapi terukur sebesar 2.465.900 meter kubik, sedangkan kubah tengah sebesar 2.346.500 meter kubik.

"Pada kubah barat daya teramati titik panas tertinggi mencapai 500 derajat Celsius, dan pada kubah tengah mencapai 199,7 derajat Celsius," ujar Agus.

Kendati demikian, dia menegaskan, perubahan kubah barat daya tidak meningkatkan volume material yang dikeluarkan.

"Perubahan kubah barat daya ini tidak menambah volume secara signifikan, sehingga tidak menambah tingkat bahayanya," terangnya.

Baca juga: Gunung Merapi Kembali Luncurkan Awan Panas Sejauh 2,7 Km, Bagaimana Kondisi Terkini?

Kondisi Gunung Merapi terkini

Di sisi lain, Agus membenarkan, saat ini Gunung Merapi masih berstatus Level III atau Siaga.

Berdasarkan pengamatan pada Senin (10/7/2023) pukul 00.00-06.00 WIB, Gunung Merapi masih menunjukkan aktivitas vulkanik berupa guguran lava dan awan panas.

BPPTKG mencatat, asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi, setinggi 100 meter di atas puncak kawah.

Selain itu, teramati pula guguran lava pijar sebanyak 12 kali dengan jarak luncur maksimum 1700 ke arah barat atau Kali Gebeng.

Masih berpotensi bahaya, guguran lava dan awan panas Gunung Merapi, antara lain menuju:

Sektor selatan-barat daya, meliputi:

Halaman:

Terkini Lainnya

Ramai Poster “All Eyes on Papua” di Media Sosial, Apa yang Terjadi?

Ramai Poster “All Eyes on Papua” di Media Sosial, Apa yang Terjadi?

Tren
Sosok Nikki Haley, Wanita yang Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel

Sosok Nikki Haley, Wanita yang Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel

Tren
Promo Gratis Masuk Ancol 1-21 Juni 2024, Ini Syarat dan Ketentuannya

Promo Gratis Masuk Ancol 1-21 Juni 2024, Ini Syarat dan Ketentuannya

Tren
Kartu Prakerja Gelombang 69 Dibuka Hari Ini, Klik www.prakerja.go.id

Kartu Prakerja Gelombang 69 Dibuka Hari Ini, Klik www.prakerja.go.id

Tren
7 Kelompok yang Dapat Diskon Tiket Kereta dari KAI, Ada yang Berlaku Seumur Hidup

7 Kelompok yang Dapat Diskon Tiket Kereta dari KAI, Ada yang Berlaku Seumur Hidup

Tren
SIM C1 Resmi Berlaku untuk Motor 250-500 CC, Ini Syarat dan Biayanya

SIM C1 Resmi Berlaku untuk Motor 250-500 CC, Ini Syarat dan Biayanya

Tren
Mulai 2 Juni 2024, Masuk Mekkah Tanpa Izin Haji Bisa Kena Denda, Berapa Besarannya?

Mulai 2 Juni 2024, Masuk Mekkah Tanpa Izin Haji Bisa Kena Denda, Berapa Besarannya?

Tren
Link Live Streaming Liga 1 Madura United Vs Persib Bandung Hari Ini

Link Live Streaming Liga 1 Madura United Vs Persib Bandung Hari Ini

Tren
Penjelasan Gerindra soal Baliho Budisatrio Djiwandono-Kaesang Maju Pilkada Jakarta

Penjelasan Gerindra soal Baliho Budisatrio Djiwandono-Kaesang Maju Pilkada Jakarta

Tren
Sejarah Bayar UKT Pakai Hasil Bumi di Universitas Muhammadiyah Maumere

Sejarah Bayar UKT Pakai Hasil Bumi di Universitas Muhammadiyah Maumere

Tren
BMKG Ungkap Kondisi El Nino dan La Nina Saat Musim Kemarau 2024 di Indonesia

BMKG Ungkap Kondisi El Nino dan La Nina Saat Musim Kemarau 2024 di Indonesia

Tren
MRT Jakarta Beroperasi Normal Usai Sempat Dihentikan karena Material Jatuh

MRT Jakarta Beroperasi Normal Usai Sempat Dihentikan karena Material Jatuh

Tren
Beredar Video Oknum Suporter Serang KA Pasundan di Stasiun Surabaya Gubeng, Ini Kata Daop 8

Beredar Video Oknum Suporter Serang KA Pasundan di Stasiun Surabaya Gubeng, Ini Kata Daop 8

Tren
Israel Sebut Perang Melawan Hamas Diperkirakan hingga Akhir Tahun 2024

Israel Sebut Perang Melawan Hamas Diperkirakan hingga Akhir Tahun 2024

Tren
Kumpulan Ucapan dan Twibbon Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2024

Kumpulan Ucapan dan Twibbon Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com