Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tubuh Dikeluhkan Jadi Lebih Sering Sakit sejak Suntik Vaksin Covid-19, Benarkah Ada Hubungannya?

Kompas.com - 05/07/2023, 16:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan yang menyebutkan bahwa tubuh lebih sering sakit sejak menerima vaksinasi Covid-19 dosis ketiga, ramai di media sosial.

Unggahan tersebut dibuat oleh akun Twitter ini, Selasa (4/7/2023) malam. Tampak dalam cuitan, tangkapan layar video TikTok yang memuat cerita warganet.

"BT semenjak suntik vaksin 1,2,3 bt suka sakit2 lai macam bagara sediki capek, tulang@ sakit kdg gemetaran dan suka deh dengan bgtu e," tulis warganet.

Pengunggah Twitter kemudian bertanya apakah pengguna lain merasakan kondisi serupa.

"Ada yang ngerasain jg gk guys, apa aman-aman aja semua," kata dia.

Adapun hingga Rabu (5/7/2023) siang, unggahan ini telah menuai lebih dari 204.000 tayangan, 1.700 suka, dan 100 twit ulang dari pengguna Twitter.

Lantas, benarkah vaksinasi Covid-19 akan menyebabkan tubuh lebih sering sakit?

Baca juga: Status Pandemi Dicabut, Pengobatan dan Vaksin Covid-19 Harus Bayar?


Tidak ada hubungan vaksin Covid-19 dengan sering sakit

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, belum ada hubungan antara vaksinasi Covid-19 dengan tubuh menjadi lebih sering sakit.

"Sampai saat ini tidak ada kajian ilmiah terkait ini," ujarnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (5/7/2023).

Sebaliknya, Nadia menerangkan bahwa menerima suntik vaksin akan memberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu.

Misalnya, suntik vaksin Covid-19 akan membuat tubuh lebih kebal terhadap serangan infeksi virus corona.

"Vaksinasi jelas memberikan kekebalan untuk penyakit tertentu," kata dia.

Senada, spesialis penyakit dalam dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam mengungkapkan, tidak ada hubungan antara sering sakit dengan vaksinasi Covid-19.

"Mestinya tidak sampai sejauh itu, tidak ada pasien saya yang mengeluhkan hal itu," terangnya, saat dihubungi terpisah, Rabu.

Baca juga: Daftar Terbaru 24 Kombinasi Vaksin Covid-19 Booster

Hanya perasaan, belum terbukti karena vaksin Covid-19

Sementara itu, Sekretaris Komite Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komda KIPI) Jawa Timur, Dominicus Husada menjelaskan, data ilmiah menunjukkan bahwa semua vaksin Covid-19 yang teregistrasi tidak memiliki efek seperti pada unggahan.

Menurutnya, kemungkinan 1-2 orang merasakan, tetapi harus dibuktikan apakah sering sakit memang disebabkan vaksinasi.

"Dan selama ini hal tersebut tidak terbukti. Yang sering terjadi adalah 'perasaan ini dan itu'. Hal terakhir itu sih sudah terjadi sejak jaman dahulu," ungkapnya kepada Kompas.com, Rabu.

Baca juga: Status Pandemi Dicabut, Apakah Vaksin Covid-19 Masih Gratis?

Spesialis anak konsultan dari FK Universitas Airlangga ini melanjutkan, persepsi individu semacam itu sulit untuk dikuantifikasi.

Oleh karena itu, perlu uji klinik dan prosedur penelitian lain agar semua data dapat diamati dan dikuantifikasi secara benar.

"Hal yang sama juga dituduhkan pada beberapa vaksin lain, namun tentu saja tuduhan itu tidak cukup punya bukti," terangnya.

Dominicus pun menegaskan, pihaknya tidak menuduh pernyataan bahwa vaksin Covid-19 menyebabkan lebih sering sakit sebagai pernyataan yang tidak tepat.

"Sepanjang dia menyatakan perasaannya, itu sah saja. Namun, menuduh bahwa itu disebabkan oleh vaksin tentu membutuhkan pembuktian," lanjutnya.

Baca juga: Cara Cek Sertifikat Vaksin di Aplikasi Satu Sehat Mobile

Efek samping vaksin Covid-19

Dominicus mengungkapkan, pemberian vaksin Covid-19 tak jarang memicu efek samping atau yang kerap disebut KIPI.

Namun, KIPI memang telah terbukti secara ilmiah dan umumnya hanya berlangsung selama 1-2 hari setelah vaksinasi.

"Dan 99,9 persen bahkan tidak memerlukan obat apa pun," ujarnya.

Dia menambahkan, informasi seputar efek samping tersebut terpampang jelas pada setiap publikasi ilmiah vaksin. Semua vaksin Covid-19 pun wajib mencantumkan data ini.

"Jadi setiap yang membaca dapat menelusuri. Dari situ kita tahu kalau vaksin Pfizer dan Moderna keluhannya sedikit lebih banyak dari Sinovac. Namun tetap saja, semua dalam batas terkendali," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com