KOMPAS.com - Rabies (penyakit anjing gila) belakangan ini menjadi masalah darurat bagi masyarakat Indonesia.
Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), terdapat 31.113 kasus gigitan hewan rabies, 23.211 kasus gigitan yang sudah mendapatkan vaksin antirabies, dan 11 kasus kematian hingga April 2023.
Gigitan anjing menjadi penyebab mayoritas penularan virus rabies kepada manusia.
Orang yang tergigit anjing rabies harus segera mencuci luka dengan sabun/detergen dan air mengalir selama 15 menit, serta memberikan antiseptik atau sejenisnya.
Selanjutnya, harus segera periksa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR).
Baca juga: Bagaimana Pertolongan Pertama Digigit Hewan Penular Rabies?
Saat bertemu dengan anjing liar, lakukan hal berikut untuk menyelamatkan diri dan mencegah tergigit:
Menurut organisasi Four Paws, jangan pernah lari dari anjing peliharaan maupun anjing liar saat bertemu di jalan. Melarikan diri justru memicu insting berburu anjing.
Lebih baik, berjalan mundur untuk menjauhinya. Jika sedang berkendara, berhentilah dan tunggu sampai anjing itu pergi.
Anjing adalah hewan yang cenderung tinggal berkelompok dan saling melindungi. Jika melihat sekelompok anjing, jangan mendekat.
Bersikaplah tenang dan lebih perlahan. Jangan melakukan gerakan tiba-tiba, berteriak atau lari, serta jaga lengan dekat dengan tubuh.
Orang yang bertindak dominan dengan cara menatap balik anjing, berteriak, melambaikan tangan, atau langsung menantangnya justru akan mengancam hewan berbulu ini.
Daripada memicu kemarahan anjing, menghindari kontak mata, berdiri menyamping, berjongkok, dan membiarkan mereka mengendus sekitar akan lebih baik.
Jika benar-benar merasa terancam dan tidak bisa mengelak, mintalah bantuan orang atau penduduk sekitar.
Anjing akan merespons orang yang sering berada di sekitar dan dikenalnya dengan lebih baik.