Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Pertolongan Pertama Digigit Hewan Penular Rabies?

Kompas.com - 19/06/2023, 16:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Seorang balita berinisial DM dari Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT meninggal diduga karena rabies pada Selasa (13/6/2023). 

Dilansir dari Kompas.com, DM awal digigit anjing pada 7 Mei 2023 lalu. Namun, balita tersebut tidak segera diberikan vaksin antirabies (VAR).

Korban sempat dibawa ke Puskesmas Oinlasi, namun nyawanya tak tertolong. 

“Tapi setelah ditangani, DM akhirnya meninggal di Puskemas Oinlasi tadi siang (13/6/2023),” kata Juru Bicara Satgas Rabies TTS, Addy Tallo.

Baca juga: KLB Rabies: Jumlah Kematian, Penyebab, dan Daerah dengan Kasus Tertinggi

Lantas, bagaimana penanganan pertama setelah digigit hewan penular rabies?

Pertolongan pertama: dicuci dengan detergen

Dokter hewan Muhamad Jami Ramadhan dari Dr. Jami’s Pet Care dalam unggahan di Twitternya mengatakan, pertolongan pertama jika tergigit hewan pembawa virus rabies yakni mencuci lukanya dengan detergen di bawah air mengalir.

“Detergen diharapkan dapat meluruhkan ‘amplop’ virus sehingga mengurangi risiko invasi virus masuk ke dalam tubuh,” kata Jami dalam unggahan yang sudah mendapatkan izin untuk mengutip.

Selanjutnya setelah luka bekas gigitan hewan yang diduga bisa menularkan rabies dicuci, segera bawa korban ke rumah sakit terdekat untuk ditangani langsung oleh dokter.

“Ingat, bahwa rabies merupakan penyakit infeksi virus mematikan yang menyerang sistem saraf,” tuturnya.

Baca juga: Lagi, 1 Warga TTS Meninggal Akibat Rabies, Total 3 Orang

Lebih lanjut dokter hewan Radhiyan Fadiar Sahistya dari Radhiyan Pet and Care mengatakan, seseorang yang habis digigit hewanyang berpotensi menularkan rabies harus segera mendapat vaksin rabies.

“Sementara hewannya akan dikarantina selama 14 hari. Jika dalam 14 hari tidak menunjukkan gejala rabies, berarti aman (tidak tertular rabies),” kata Radhiyan kepada Kompas.com, Senin (19/6/2023).

Radhiyan mengatakan, semakin dekat lokasi gigitan dengan sistem saraf pusat (otak) gejala akan semakin cepat muncul. 

Baca juga: Benarkah Penderita Rabies Takut Air dan Cahaya? Dokter Berikan Penjelasannya

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com