Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Foto Kolam Air Soda di Tapanuli Utara, Benarkah Hanya Ada Dua di Dunia?

Kompas.com - 14/06/2023, 18:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan foto sebuah kolam di Tapanuli utara yang disebut sebagai air soda dan hanya ada dua di dunia, ramai di media sosial.

Unggahan itu dibuat oleh akun Twitter ini pada Selasa (13/6/2023).

"Air Soda kebanggaan warga Kabupaten Tapanuli Utara," tulis pengunggah.

"Air soda ini hanya ada 2 di dunia. Satu di Venezuela dan satu lagi di Tarutung Tapanuli Utara Indonesia," tambahnya.

Hingga Rabu (14/6/2023) sore, unggahan itu sudah dilihat sebanyak 134.000 kali dan disukai sebanyak 1.470 pengguna Twitter.

Lantas, benarkah air soda hanya ada dua di dunia dan apa manfaatnya?


Baca juga: Studi: Konsumsi Minuman Soda Disebut Bisa Meningkatkan Risiko Serangan Jantung

Penjelasan pakar tentang air soda di Tapanuli utara

Dosen Prodi Geofisika di FMIPA UGM Mochamad Nukman menjelaskan terkait dengan pembentukan air soda di Tapanuli utara.

Ia mengatakan, mata air yang bersuhu hangat (kurang dari 40 derajat Celsius) sampai panas (lebih dari 40 derajat Celsius), banyak ditemui di kawasan Tapanuli Utara atau juga dikenal sebagai Cekungan pull-apart Tarutung.

"Pembentukan pull-apart Tarutung itu dikontrol oleh aktivitas dan interaksi dari segmen tengah dari sesar Sumatera," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (16/6/2023).   

Mochamad mengungkapkan, sesar Sumatera sendiri memanjang sepanjang Pulau Sumatera bagian barat, kurang lebih 1650 km panjangnya.

Secara vertikal, sesar Sumatera ini diperkirakan mencapai kerak bagian bawah Pulau Sumatera atau sampai pada bagian atas mantel bumi yang mempunyai suhu tinggi.

Suhu tinggi pada mantel bumi dapat tertransfer ke permukaan melewati zona patahan. Ketika panas sudah sampai permukaan, maka akan muncul sebagai air hangat dengan suhu kurang dari 40 derajat Celcius.

Selain itu, bisa juga muncul sebagai air panas yang suhunya lebih dari 40 derajat Celsius, dengan kandungan anion (klorida, sulfat, atau bikarbonat) dan kation (Li, Na, K, B, Mg, Ca) yang bervariasi, dan juga gas (CO2, H2S).

"Besaran komponen-komponen kimia tersebut juga tergantung proses reaksi dengan batuan yang dilewatinya," jelas dia.

Baca juga: Viral, Video Ormas di Tapanuli Selatan Lakukan Pungli dan Menahan Truk, Polisi: Kami Tetapkan Dua Tersangka

Bukan mata air soda satu-satunya di Indonesia

Lebih lanjut, Mochamad membantah apabila air soda hanya ada di Tapanuli utara dan Venezuela.

"Tidak benar (mata air soda hanya ada dua di dunia)," tegasnya.

Hal itu lantaran, di Tapanuli utara sendiri terdapat sekitar 16 mata air panas hangat dan panas yang muncul di sekitar cekungan Tarutung. Salah satunya mata air soda, yang muncul pada dinding barat cekungan Tarutung.

"Suhu dari mata air soda ini sekitar 31 derajat Celsius dengan derajat keasaman (pH) 6, kandungan klorida dan sulfatnya kurang dari 5 ppm, dan kandungan bikarbonatnya 420 ppm," ungkapnya.

Sifat kimia mata air soda Tarutung ini tidak jauh berbeda dengan mata air yang muncul di sekitar Tarutung, terutama di dinding sebelah barat.

"Secara umum munculnya air hangat dan panas sangat wajar muncul pada area yang mempunyai potensi energi panas Bumi," kata Mochamad.

"Jadi, air soda di Tapanuli utara ini bukan satu-satunya di dunia, karena banyak juga ditemui di daerah lain yang mempunyai potensi energi panas Bumi," sambungnya.

Baca juga: 7 Fakta Soda yang Bisa Membuat Anda Berpikir Dua Kali untuk Mengonsumsinya

Manfaat air soda

Sementara itu, Mochamad juga menyampaikan bahwa mata air soda di Tapanuli tersebut digunakan untuk wisata pemandian.

"Kemungkinan mata air soda berguna untuk kesehatan kulit karena mata air soda mempunyai kandungan sulfat yang lebih jika dibandingkan dengan mata air biasa (dari sumur) atau dari sungai," jelasnya.

Selain itu, air soda dipercaya mengandung khasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.

"Kalau mandi bisa menjadi obat mata dan obat gatal-gatal badan. Kalau diminum jadi obat rematik, pengapuran, dan asam urat. Itu hasil uji dokter di Bandung dan Yogyakarta," kata Minar Sihite, si penemu air soda, dikutip dari Kompas.com (21/9/2016).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Tren
Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Tren
Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tren
Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Tren
Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Tren
Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Tren
Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Tren
Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Tren
KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

Tren
5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Tren
12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

Tren
Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Tren
Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Tren
Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com