Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aturan Sudah Dicabut, Kenapa Banyak yang Ingin Masih Pakai Masker?

Kompas.com - 11/06/2023, 19:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah tidak lagi mewajibkan pemakaian masker di tempat umum. 

Hal itu disebutkan dalam Surat Edaran (SE) Nomor 1 Tahun 2023 tentang Protokol Kesehatan pada Masa Transisi Endemi Covid-19 yang diterbitkan pada Jumat (9/6/2023).

Aturan tersebut menjelaskan mengenai protokol kesehatan (prokes) pada masa transisi endemi bagi pelaku perjalanan dalam dan luar negeri, kegiatan berskala besar, dan kegiatan pada fasilitas publik. 

Banyak yang mengaku masih ingin menggunakan masker

Meskipun Pemerintah sudah melonggarkan prokes, namun sebagian warganet mengaku masih ingin menggunakan masker karena beberapa alasan.

Hal tersebut mereka sampaikan melalui Twitter sejak Sabtu (10/6/2023). Berikut beberapa ungkapan yang disampaikan warganet:

"udah suka paki masker biar ga kena debu, ga buka aib dan biar bisa mengekpresikan lidah kalo liat hal2 aneh," cuit akun ini.

"Karena udah kebiasaan pake, jadi kayak ngerasa kurang pd aja kalo keluar ga pake masker tuh," timpal akun ini.

"Tim tetep pake masker, ngga tau kenapa kalau ga pake masker kaya aneh aja," balas akun yang lain.

Baca juga: Penumpang Transjakarta Tak Wajib Pakai Masker Mulai 11 Juni 2023

Penjelasan psikolog

Menurut dosen psikologi dari Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta Ratna Yunita Setiyani Subardjo, keinginan beberapa warganet yang masih ingin memakai masker walau prokes sudah dilonggarkan terkait dengan kebiasaan.

Sebab aturan untuk memakai masker sudah diberlakukan sejak 2020, sehingga hal ini menjadi kebiasaan.

"Jadi, sesuatu yang sudah biasa dilakukan walau kemudian (masker boleh dilepas) seolah-olah berat untuk melepaskannya," kata Ratna kepada Kompas.com, Minggu (11/6/2023).

Ratna juga menyampaikan, tidak mudahnya orang melepas masker merupakan fenomena berkebalikan dari awal pandemi yang melanda dunia pada 2020 lalu.

Pada saat itu, masyarakat merasa berat memakai masker ketika beraktivitas namun secara perlahan mereka terbiasa dengan hal ini.

"Ketika kita sedang dalam penyesuaian, berat juga untuk menerima (pakai masker). Awal-awal pakai masker itu 'kan rasanya berat," tutur Ratna.

Baca juga: Aturan Baru Masyarakat Boleh Lepas Masker Saat Perjalanan, Bagaimana soal Vaksin?

Merasa tenang saat memakai masker

Lebih lanjut, Ratnya juga menyampaikan, kebiasaan memakai masker yang dimulai sejak 2020 lalu ternyata membuat orang lebih tenang karena psikologis.

Ada beberapa alasan mengapa memakai masker membuat orang lebih tenang, yakni:

  • Merasa aman dari penularan Covid-19. 
  • Jika tidka memakai masker membuat sebagian orang merasa ada sesuatu yang "hilang".

Dengan dua alasan tersebut, Ratna mengatakan, kebiasaan untuk tidak memakai masker seperti masa sebelum pandemi tetap membutuhkan waktu.

Baca juga: Alasan Jemaah Haji Indonesia Tetap Diwajibkan Kenakan Masker

Manfaat memakai masker

Menurut sejumlah penelitian, menggunakan masker mulut dapat mencegah penularan berbagai penyakit ISPA, seperti flu, Covid-19, dan SARS.

Oleh karena itu, memakai masker mulut dapat menjadi salah satu cara terbaik agar tidak mudah tertular atau menularkan penyakit.

Menurut penelitian, menggunakan masker dengan benar memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan, di antaranya:

1. Menghindari paparan polusi udara

Asap dari kendaraan bermotor, pabrik, rokok, dan debu, adalah beberapa jenis polusi udara yang bisa ditemukan setiap harinya.

Nah, paparan polusi ini dapat memengaruhi kinerja paru-paru serta meningkatkan risiko terserang penyakit pernapasan seperti asma dan PPOK, penyakit jantung, dan kelahiran prematur.

Bagi masyarakat yang tinggal di daerah berpolusi tinggi, ini adalah alasan utama untuk memakai masker ketika keluar rumah. Masker bisa menyaring udara yang kotor sebelum terhirup oleh hidung.

2. Mencegah penularan dan penyebaran penyakit

Menurut sejumlah penelitian menggunakan masker dapat membantu mencegah penularan berbagai macam penyakit, seperti flu, batuk, dan ISPA.

Maka itu, memakai masker dapat menjadi salah satu cara terbaik agar kita tidak mudah tertular atau menularkan penyakit.

Masker yang digunakan dengan benar bisa membantu mencegah virus dan bakteri menyebar melalui lendir atau cairan yang keluar saat kamu bersin atau batuk.

3. Melindungi wajah dari efek negatif sinar matahari dan polusi

Alasan memakai masker yang tidak kalah penting adalah untuk melindungi sebagian kulit wajah dari efek negatif polusi udara dan paparan sinar matahari.

Paparan sinar matahari dan polusi udara yang berkepanjangan dan berulang diduga dapat menyebabkan penuaan dini dan peningkatan risiko kekambuhan eksim, jerawat, flek hitam, hingga kanker kulit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com