Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Jonathan, Kura-kura Tertua di Dunia

Kompas.com - 08/06/2023, 12:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan video mengenai Jonathan yang disebut kura-kura tertua di dunia viral di media sosial.

Unggahan tersebut diunggah oleh akun TikTok @biozoology pada Senin (5/6/2023).

"Jhonatan adalah kura kura tertua didunia dengan umur 190 tahun," tulis akun tersebut dalam sembari melampirkan video kura-kura Jonathan.

Beragam komentar muncul terkait unggahan tersebut.

"Jirrrr 1832 buyutku aja 1933," kata akun dengan nama @INA.Zen1thSkie_.

"Kura” darat memang salah satu hewan peliharaan yg bisa di wariskan ke cucu” kita," kata akun dengan nama PiscesBoy.

Hingga Kamis(8/6/2023), unggahan tersebut telah disukai lebih dari 17.000 pengguna.

Lantas, bagaimana kisah kura-kura tersebut?

Baca juga: Serupa tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Penyu dan Kura-kura

Asal-usul Jonathan

Jonathan adalah seekor kura-kura yang tinggal di St Helena, sebuah pulau yang berada di selatan Samudera Atlantik.

Di pulau itu, Jonathan hidup bersama dengan pengasuh kura-kura, Teeny Lucy serta tiga kura-kura raksasa lain yang lebih muda darinnya, David, Emma dan Fred.

Dikutip dari CBR, Jonathan pertama kali dibawa ke St Helena pada 1882 sebagai hadiah gubernur saat itu, William Grey-Wilson.

Tak ada yang tahu pasti berapa usia sebenarnya Jonathan, namun diperkirakan ia berusia 50 tahun saat tiba di pulau itu.

Gubernur St Helena pada 2022 menetapkan Jonathan lahir 4 Desember 1832 dengan perkiraan usianya 50 tahun saat tiba.

Artinya, saat ini usia Jonathan lebih dari 190 tahun.

Baca juga: Cerita Pemilik Kura-kura Betina yang Bertelur Tanpa Pejantan

Kepala Pariwisata St Helena, Matt Joshua memperkirakan usai Jonathan bisa lebih tua dari itu, yakni 200 tahun.

Hewan ini oleh Guinness World Record, sempat dinobatkan sebagai chelonian tertua. Chelonian adalah kategori yang mencakup kura-kura, penyu, dan terrapin.

Posisi tersebut menggeser Tu'i Malila, yang sebelumnya ditetapkan sebagai kura-kura tertua di dunia dengan usia 188 tahun.

Kura-kura Tu'i Malila sebelumnya adalah kura-kura yang dipersembahkan untuk keluarga Kerajaan Tonga oleh penjelajah Inggris Kapten James Cook sekitar 1777. Namun, Tu'i Malila telah meninggal saat tahun 1965.

Dengan perkiraan lahir pada 1832, ini berarti Jonathan telah melewati banyak fase perubahan dunia.

Ia melewati dua perang dunia, melalui masa 8 raja Inggris dan 40 presiden AS saat hidupnya.

Lahir saat belum ada perangko pada 1840, saat ini Jhonatan tampil di perangko lokal.

Selama hidupnya, Jonathan juga telah ditangi oleh banyak tokoh dunia, di antaranya adalah Ratu Elizabeth pada 1947.

Indra yang semakin menurun

Jonathan adalah seorang selebritas di St Helena karena ia yang paling tua. Sayangnya, hewan ini juga mengalami sejumlah tanda penuaan, seperti kebutaan, dan indra penciuman yang terus menurun.

Namun, Jonathan masih memiliki pendengaran yang sangat baik. Ia mampu merespons suara dokter hewannya.

Dokter hewan Jonathan, Joe Hollins mengatakan, hewan itu juga masih memiliki banyak energi meskipun akan terpengaruh oleh kondisi cuaca.

"Saat hari-hari cerah, dia akan berjemur, leher dan kaki panjangnya terentang sepenuhnya dari cangkangnya untuk menyerap panas dan memindahkannya ke intinya," kata Hollins dikutip dari CNN.

Sementara jika cuaca ingin, Jonathan lebih suka berada dalam tumpukan daun atau potongan rumput sepanjang hari.

Dikutip dari NPR,  Jonathan suka ditemani manusia, dan makanan favoritnya adalah kol, mentimun, wortel, apel, pisang dan selada.

Baca juga: Terjebak Limbah Plastik, Ratusan Kura-kura Ini Berhasil Diselamatkan

Pengunjung dilarang menungganginya

Karena usia Jonathan saat ini bertambah tua, pengasuhnya, Teeny Lucy, kini memiliki kebijakan ketat untuk mencegah apapun yang bisa menyebabkan kura-kura itu stres berlebihan.

Menurutnya, dulu sekali waktu ada banyak pejabat yang anak-anaknya berfoto dengan berdiri di atas punggung Jonathan. Kini, hal itu sudah dilarang.

"Itu pasti akan membuat kura-kura stres. Jadi kami berusaha tak melakukan hal seperti itu lagi," katanya.

Dampak indra penciuman yang turun sempat membuat Jonathan kesulitan menemukan makanan enak, dan membuatnya kerap melahap daun dan ranting.

Hal ini sempat membuat berat badan kura-kura itu turun dan lemah.

Namun, setelah makanan Jonathan difokuskan pada kubis, wortel dan selada, serta pisang dan jambu biji lokal, diimbangi dengan berbagai upaya agar kura-kura itu tidak stres, berat badannya sudah bertambah.

Lucy mengatan, ia menyukai gaya lambat Jonathan yang menurutnya mengajarinya nilai kesabaran dan relaksasi.

Baca juga: Ada Apa di Dalam Tempurung Kura-kura?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com